PURWOREJO- Warga Desa Jetis, Kecamatan Loano yang tinggal di sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Gunung Tumpeng mengeluhkan polusi udara yang ditimbulkan akibat tumpukan sampah.
Selain itu, sampah juga mengakibatkan banyaknya lalat yang dirasakan sangat mengganggu aktifitas masyarakat. "Wah, kalau hujan baunya sangat menyengat dan mengganggu kesehatan. Belum lagi lalatnya. Kami tinggal di rumah sendiri tapi seperti tinggal di tempat sampah," keluh Prayitno (48), salah satu warga.
Diungkapkan Prayitno, kondisi seperti itu sudah dialami sejak dua tahun terakhir. Penyebabnya karena sampah di TPA tidak dikelola dengan baik. Sampah yang berasal dari wilayah perkotaan Purworejo dan Kutoarjo tidak bisa dibuang ke area TPA bagian tengah dan hanya ditumpuk di bagian pinggir bahkan meluber ke jalanan.
Dia berharap Pemkab segera mengambil langkah-langkah penanganan. Sebab jika tidak segera diatasi, TPA itu bisa overload dan Purworejo bisa darurat sampah. "Kami juga berhak hidup dengan lingkungan sehat. Kalau sampahnya tidak dikelola bagaimana kami bisa hidup sehat," katanya.
Pono (32), petugas penjaga TPA Gunung Tumpeng membenarkan sampah overload karena tidak bisa dibuang ke area bagian tengah. Pasalnya, satu-satunya alat berat yang dimiliki TPA tersebut sudah tidak bisa berfungsi dengan baik.
Tak Sebanding
Disebutkan, area TPA yang luasnya mencapai 4,69 ha sebenarnya masih kosong dan bisa digunakan untuk pembuangan sampah. Tapi mulai tahun 2006 proses pengelolaan sampah tidak bisa dilakukan secara maksimal karena alat berat sudah tidak mampu lagi mendorong sampah ke tengah.
"Beban kerja dari alat berat ini tidak sebanding lagi dengan volume sampah yang dibuang ke sini. Alat berat hanya bisa berfungsi menyingkirkan sedikit sampah yang ada di jalanan untuk dipinggirkan," katanya.
Wakil Ketua DPRD M Abdullah yang dimintai konfirmasi terpisah membenarkan pihaknya sudah mendapatkan laporan soal kondisi TPA Gunung Tumpeng yang sudah tidak mampu mengelola sampah secara maksimal.
Kepala TPA sampah Gunung Tumpeng Jetis Loano Mustangin Abdul Qodir mengatakan, kondisinya sekarang memang sudah sangat darurat dan mendesak segera diadakan alat berat baru untuk mengelola sampah. Pasalnya, alat berat yang ada hanya mampu beroperasi maksimal dua jam sehari. (H43-84)
Post Date : 24 Mei 2011
|