Dijajaki, Kerja Sama Pengolahan Sampah

Sumber:Pikiran Rakyat - 26 Juli 2006
Kategori:Sampah Luar Jakarta
BANDUNG, (PR). Pemkot Bandung menjajaki kerja sama dengan pengusaha di Singapura terkait konsep pengelolaan sampah waste to energy, karena konsep yang diterapkan perusahaan Senoko Incineration Plant (SIP) Singapura sama dengan konsep yang ingin dibangun Pemkot Bandung.

Konsep waste to energy di Singapura sudah berjalan 14 tahun. Dari sampah yang menghasilkan listrik, 80% diantaranya digunakan sendiri dan sisanya baru dijual, ujar Dada di acara Jaring Aspirasi Masyarakat (Jasmara) bidang lingkungan hidup, di Tegallega, Selasa (25/7).

Wali Kota Dada Rosada dan Aa Gym beserta rombongan bertolak ke Singapura, Senin (24/7) lalu. Dari hasil kunjungan itu, Dada menyebutkan, SIP merupakan pabrik ketiga yang dibangun oleh pemerintah Singapura dengan menggunakan insinerator (mesin pembakar sampah). Didesain untuk membakar 2.400 ton sampah, 90% sampah di antaranya terbakar dengan sempurna. Dari enam unit insinerator yang dimiliki, diproduksi enegri listrik sebesar 36 MW dengan nilai investasi mencapai 560 juta dolar AS.

Share dana

Dada menuturkan, pihak SIP juga menawarkan share dana untuk membangun pabrik sampah di Kota Bandung. Mereka mau share dana, tapi tergantung dari PT BRIL (Bandung Raya Indah Lestari), katanya. Ia menambahkan, Pengelolaan sampah menjadi energi listrik memang harus sudah dilakukan di Bandung mengingat sudah tidak mungkin untuk menggunakan metoda sanitary landfill.

Menurut Dada, kemungkinan akan terjalin kerja sama dengan SIP tergantung pertemuan lanjutan. Mereka juga menawarkan para tenaga ahlinya untuk ikut bergabung. Kita kurang berpengalaman dalam produksi listrik, karena itu harus mendatangkan ahli.

Mengenai estimasi biaya produksi sampah menjadi energi listrik senilai 7 sen dolar AS sedangkan daya beli PLN hanya 4 sen AS per kwh, Dada menuturkan, sisa dana tidak akan dibebankan ke masyarakat. Itu kan baru perkiraan. Memang, membakar sampah basah lebih mahal dibandingkan sampah kering. Kita uji untuk mengeringkan sampahnya dulu sehingga bisa menekan biaya produksi.

Mendesak

Menurut anggota tim ad hoc dari Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Prov. Jawa Barat, Setiawan W., teknologi yang akan diterapkan di TPA Sarimukti merupakan tahap mendesak yang diharapkan bisa dimulai April 2007. Sekarang, tim ad hoc baru membahas konsep yang hasil akhirnya harus dibahas lagi oleh empat menteri yang terlibat dalam tim ad hoc.

Setelah disetujui dan MoU antara Gubernur Jabar dan PT Perhutani ditandatangani, barulah pembangunan konstruksi untuk instalasi kompos dimulai.

Pembangunannya paling tidak enam bulan, jadi kegiatannya bisa dimulai setelah triwulan pertama tahun depan, katanya. (A-158/A-160)

Post Date : 26 Juli 2006