Diimbau Pakai Air Hujan

Sumber:Kompas - 07 Agustus 2007
Kategori:Air Minum
Palembang, Kompas - Warga di Sumatera Selatan diminta menampung air hujan sebagai salah satu antisipasi guna menghadapi kesulitan air di musim kemarau. Warga diimbau karena kualitas air Sungai Musi cenderung menurun saat musim kemarau.

Demikian dikemukakan Djodi Sukardjo Sugondo, dari Direktorat Bina Program Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, di sela pertemuan konsultasi masyarakat tahap pertama untuk penyusunan pola pengelolaan sumber daya air wilayah Sungai Musi, Senin (6/8) di Palembang.

Djodi mengatakan, masyarakat dimungkinkan segera membuat tempat penampungan air di rumah-rumah sebagai antisipasi menghadapi kekeringan dan kesulitan air di musim kemarau. Hal itu mengingat kualitas air Sungai Musi cenderung menurun setiap musim kemarau, seiring dengan turunnya volume air sungai.

"Saat terjadi penurunan kualitas air sungai, masih banyak warga yang terpaksa mengonsumsi air tersebut karena sulitnya mendapat air bersih. Padahal, kekeruhan air sungai meningkat setiap musim kemarau karena menurunnya volume air sungai," kata Djodi.

Kepala Subdinas Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Sumsel Muhammad Adjad mengatakan, penampungan air saat musim hujan dalam wadah-wadah dapat dilakukan sebagai antisipasi kekurangan air bersih, asalkan masyarakat menyeleksi air yang akan mereka tampung.

Meski demikian, kata Adjad, masyarakat diminta untuk tidak langsung menampung air hujan yang turun. Apabila hujan turun saat kemarau sedang berlangsung, air tersebut baru boleh ditampung setelah turun minimal setengah jam. Hal itu untuk menghindari bibit penyakit, kotoran, dan debu yang terbawa air hujan.

"Penampungan air hujan harus dilakukan secara hati-hati dan selektif. Air juga harus dimasak sampai matang sebelum dikonsumsi agar mematikan bibit penyakit," kata Adjad.

Tidak bisa diandalkan

Kepala Dinas Pengairan Sumsel Sapri mengatakan, pencemaran Sungai Musi dipengaruhi semakin rusaknya daerah hulu Sungai Musi dan anak sungainya. Kerusakan itu, antara lain, disebabkan semakin banyaknya pembukaan hutan untuk lahan pertanian. Hal itu sangat memengaruhi penurunan ketersediaan air yang layak konsumsi.

Kepala Balai wilayah Sungai Sumatera VIII Bistok Simanjuntak mengatakan, pihaknya tidak dapat menjamin bahwa air Sungai Musi masih layak untuk dikonsumsi secara langsung oleh masyarakat. Berkaitan dengan hal itu, masyarakat diminta tidak mengonsumsi air Sungai Musi guna keperluan minum sampai dilakukan uji kualitas air sungai tersebut.

Bistok menambahkan, pemerintah daerah juga harus memikirkan secara serius cara untuk menyediakan fasilitas umum yang memadai guna mengurangi kebiasaan masyarakat untuk melakukan kegiatan mandi, cuci, kakus di sungai.

"Pencemaran sungai sedapat mungkin dicegah, di antaranya dengan mengatur pola hidup masyarakat untuk mengurangi pembuangan limbah ke sungai," kata Bistok. (lkt)



Post Date : 07 Agustus 2007