|
UNGARAN - Direktur PDAM Kabupaten Semarang Drs Ali Fozasa MM memutuskan menghentikan pasokan air dari sumur di Kranggan, Ambarawa, yang digunakan 565 pelanggan. Keputusan tersebut menyusul adanya keluhan sebagian warga baru-baru ini, yang mengatakan air sumur tersebut keruh dan berbau. ''Mulai 1 Februari sumur Kranggan ditutup. Sampai kapan kami belum tahu, mungkin sampai mendapat sumber air baru,'' kata Ali Fozasa, Selasa (22/ 1). Ia menegaskan, penghentian tersebut untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Pukul 14.00 kemarin, Ali bersama petugas PDAM memeriksa kualitas air di Jagalan, Kelurahan Kranggan, di rumah Andi, Kaswadi, dan Syahlan. ''Hasilnya jernih, saya melihat sampelnya langsung,'' ungkap Ali. Sebanyak 565 pelanggan yang akan dihentikan aliran air mulai 1 Februari tersebar di Jagalan Tengah, Jagalan Bawah, Jagalan Atas, Kauman, Kepatihan, Godean, Gatak, Perum Medis, dan Kedung Gupit. Didampingi Kepala Cabang PDAM Ambarawa Triyono, Ali Fozasa menyatakan akan mengajak warga bersama-sama mengecek kondisi air. Pihaknya pada 25 Oktober 2007 pernah melakukan uji air di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Cito Semarang. Hasilnya sesuai persyaratan Permenkes RI No 907/ Menkes/ Menkes/ SK VII 2002 tentang Persyaratan Air Minum. ''Dulu memang sempat keruh karena mata air sumurnya parah, kandungan besi tinggi. Kami sudah berusaha maksimal dan keluar banyak dana. Kalau ada yang ngomong PDAM tidak peduli itu omong kosong!'' tegas Ali Fozasa. Belum Merata Koordinator pelanggan di Kelurahan Kranggan Kasroh mengakui upaya PDAM untuk menjernihkan air sangat gigih. Kualitas air juga masih dalam perdebatan. Soal rencana penghentian aliran air per 1 Februari? ''Bagi saya pribadi tak masalah, entah warga lainnya. Karena saya memiliki sumur dan mendapat air dari Kelurahan Kranggan yang sumbernya sumur Baran, tapi ini masih kecil alirannya,'' papar warga RT 01 RW VI Kranggan ini. Menurut dia, keadaan atau kualitas kejernihan air belum merata di semua pelanggan. Air dari PDAM di rumahnya lebih baik daripada sebagian pelanggan lain. Tapi ada juga pelanggan lain yang airnya jernih. ''Sekarang ini air PDAM di rumah saya lumayan baik meski masih agak berwarna,'' ungkapnya. Pada Senin (21/ 1) malam dia bersama warga mengadakan rapat yang intinya berharap mutu air ditingkatkan. Kelancaran dan keadilan pasokan juga harus diperhatikan PDAM. ''Saya tahu PDAM sudah berusaha maksimal. Tuntutan ini demi peningkatan pelayanan,'' ucap Kasroh. Pada Oktober 2007 kualitas air memang bersih dan jernih. Namun tak lama kemudian di sebagian pelanggan masih ditemui air keruh. ''Dua minggu lalu bau kaporit menyengat. Saat ini tidak terlalu,'' terang dia. Jika air sedang dalam keadaan berwarna, dia tidak berani menggunakannya untuk minum dan memasak. (H14-16) Post Date : 23 Januari 2008 |