|
Cilegon, Kompas - Setelah diguyur hujan deras selama satu malam, beberapa kawasan di Kota Cilegon terendam. Tidak ada laporan tentang korban jiwa akibat banjir itu, tetapi ratusan rumah warga terendam selama berjam-jam sehingga banyak perabotan rumah mereka rusak. Selain karena hujan deras, banjir juga disebabkan oleh buruknya drainase. Berdasarkan pemantauan Kompas, Senin (17/1), beberapa kawasan yang terendam banjir adalah Kecamatan Jombang, Kecamatan Pulomerak, dan kawasan industri Ciwandan. Beberapa ruas jalan di pusat kota, seperti Jalan Ahmad Yani, dan Jalan Raya Ciwandan terendam air sekitar setengah meter. Akibatnya, lalu lintas di kawasan yang terendam menjadi macet. Di Jalan Raya Ciwandan beberapa kendaraan roda empat maupun roda dua mogok terjebak banjir karena mati mesin. Adapun di Jalan Ahmad Yani arus lalu lintas di tengah kota terpaksa dialihkan ke jalan alternatif melalui Jalan Saneja Timur. Kawasan yang paling parah diterjang banjir adalah Kampung Sawah dan sebagian Kampung Saneja Tegal, Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon. Air bandang yang meluap dari sungai kecil di kawasan itu menerobos masuk ke rumah-rumah warga. Mulyadi (31), warga RT 04 RW 02, Kampung Saneja Tegal, menuturkan, banjir mulai menerjang dua kampung itu sekitar pukul 03.00. "Air mulai datang sekitar pukul 12.00. Air yang datang tidak seimbang dengan saluran-saluran yang ada sehingga meluap ke rumah warga," katanya. Warga berusaha menyelamatkan harta benda dan perabotan rumah tangga mereka. Namun, karena ketinggian banjir cepat meninggi, harta dan perabotan itu umumnya tidak terselamatkan sehingga rusak akibat terendam. Menurut warga, ketinggian banjir mencapai satu hingga 1,5 meter. Sasmita (50-an), warga Kelurahan Sukmajaya, mengatakan, wilayah tersebut merupakan daerah langganan banjir sejak tahun 1990. Hal itu terjadi setelah sungai selebar 10 meter yang melewati Kampung Saneja Tegal dan Kampung Sawah dipersempit menjadi saluran kecil selebar dua meter. Di Kecamatan Ciwandan puluhan rumah di empat desa juga terendam karena banjir. Menurut Camat Ciwandan Asad Syukri, empat desa itu adalah Desa Gunung Sugih, Tegalratu, Kubangsari, dan Randakari. Sedikitnya 50 rumah terendam. "Banjir seperti ini sudah berlangsung dari tahun ke tahun akibat saluran air yang menyempit," ujar Asad Syukri. Kantor Desa Tegalratu yang terletak di pinggir Jalan Raya Ciwandan juga terendam sehingga terpaksa diliburkan. Haji Yuliyadin, warga Kampung Lijajar, Desa Tegalratu, Kecamatan Ciwandan, mengatakan, warga mulai cemas karena air yang melanda kampung mereka sudah tercemar limbah industri. (SAM) Post Date : 18 Januari 2005 |