Diguyur Hujan, Enam Desa Kebanjiran

Sumber:Indo Pos - 22 Maret 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
SRAGEN - Hujan deras yang mengguyur daerah Sragen Selasa malam lalu membawa dampak cukup vital bagi enam desa di Sragen. Jalan-jalan di enam desa di dua kecamatan tersebut kebanjiran setinggi sekitar 50 centimeter. Di Kecamatan Sragen kota banjir melanda Desa Sine, Ngablak, dan Sumber. Sedangkan di Kecamatan Sidoharjo desa yang kebanjiran adalah Desa Tlobongan, Kleco, dan Ngarum. Banjir berasal dari luapan air Sungai Mungkung yang melintas Kota Sragen.

Luapan sungai juga meluber ke jalan di ringroad utara. Akibatnya, arus lalu-lintas di jalan tersebut sempat terganggu total. Sampai pukul 24.00 kemarin malam, arus lalu-lintas di ringroad utara tersebut sempat dialihkan ke jalur kota sejauh 2 kilometer.

Informasi yang dihimpun koran ini di lapangan menyebutkan, hujan deras itu terjadi selama lima jam >nonstop<. Yakni sejak pukul 08.00 hingga 01.00 dini hari. Akibat derasnya air hujan tersebut membuat Sungai Mungkung--yang terletak di perbatasan Kecamatan Sidoharjo dengan Kecamatan Sragen kota tersebut--tak kuasa menahan volume air yang semakin membesar. Puncaknya sekitar pukul 02.00 dini hari air mulai meluber ke jalan-jalan enam desa tersebut dan jalan di ringroad.

Begitu ada tanda-tanda air akan meluap warga di enam desa tersebut langsung keluar rumah untuk mengantisipasi banjir masuk rumah. Mereka siaga untuk mengantisipasi kemungkinan banjir masuk rumah. Ada juga yang kumpul di pos kamling dan di pinggir jalan >ringroad< utara sambil mengatur arus lalu-lintas.

Ternyata benar, sejak hujan turun sekitar dua jam, jalan-jalan sudah dipenuhi air setinggi 50 centimeter. Semakin malam, hujan tak kunjung mereda, akhirnya volume air di Sungai Mungkung meninggi dan membanjiri sejumlah infrastruktur di dua Kecamatan tersebut.

Selain rumah penduduk, banjir juga melanda sawah milik petani di Desa Sine dan sekitarnya. Bencana alam itu mengakibatkan padi yang sedianya dipanen, sudah di dahului banjir yang merendam sekitar 150 hektare sawah. "Kami harus menerima kecanyataan ini. Banjir ini kemungkinan besar mengurangi produksi gabah," kata Waluyo, 40, warga Sine, Kecamatan Sragen Kota, Sragen kepada koran ini.

Desa yang paling parah dilanda banjir adalah Desa Sine dan Tlobong. Sebab dua desa itu paling dekat dengan sungai Mungkung. Banjir juga merendam tempat pemakaman umum desa setempat. "Makam dengan sungai paling hanya berjarak 50 meter saja," ujar salahsatu warga setempat.

Pantaun koran ini, air yang kedaratan tingginya hingga lutut orang dewasa. Sempat warga yang hendak beraktivitas keluar rumah untuk bekerja dan anak-anak sekolah harus berhati-hati melewati jalan perkampungan menuju jalan besar. "Sepeda saya terpaksa saya tuntut. Soalnya jalan tak dapat dilihat gara-gara tertutup air," ujar Waluyo yang hendak pergi kesawah.

Menurut warga lainnya, Darso Pawiro, 65 banjir di desanya sudah menjadi langganan ketika musim hujan sejak lima tahun terakhir. Mereka mengaku tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengantisipasinya. Warga minta pemkab segera segera mengambil langkah konkrit mengatasi banjir tersebut. "Kami minta dari pihak yang terkait yang tanggap dengan bencana ini," cetusnya.

Kepala Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Pemkab Sragen Wangsit Sukono mengatakan, pihaknya sudah meninjau langsung ke lokasi banjir. Langkah antisipasi yang telah dilakukan pada malam hari sudah mengalihkan jurusan kendaraan lintas provinsi ke jalur kota sejauh dua kilometer. "Jalan lingkar utara tergenang air, akhirnya kendaraan dialihkan ke jalur kota," ujarnya kemarin. (mg4)



Post Date : 22 Maret 2007