|
SURABAYA (Media): Hujan deras yang turun selama hampir satu jam lebih mengguyur Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), kemarin menyebabkan sejumlah kawasan di kota itu terendam banjir. Ketinggian air maksimal mencapai satu meter. Banjir terparah terjadi di kawasan Jl Kutei, Jl Indragiri, Jl Opak, Jl Mayjen Sungkono dan Jl Serayu. Di Jl Kutei dan Jl Indragiri ketinggian air mencapai satu meter. Air juga menggenangi rumah warga, meski begitu tidak ada warga yang mengungsi. Warga terpaksa menguras air dari dalam rumah. Bahkan, di Jl Serayu sejumlah warga mengambil pasir untuk menangkal masuknya air ke rumah. Kota Surabaya diguyur hujan mulai pukul 12.00 WIB. Namun, pukul 13.30 curah hujan semakin deras, bahkan disertai angin yang menyebabkan sejumlah pohon tumbang. Akibat tingginya curah hujan menyebabkan Sungai Kalimir di kawasan Dinoyo tidak mampu menampung derasnya air, sehingga air sungai meluap. Luapan sungai itu menggenangi rumah warga dan jalan-jalan dekat aliran sungai tersebut. Beberapa warga Surabaya yang ditemui Media mengaku terkejut dengan banjir yang terjadi di Surabaya. ''Baru kali ini banjir sedemikian parah, biasanya kalau hujan deras tidak sampai masuk rumah, tapi kali masuk rumah pun hanya 50 sentimeter,'' kata Budiman, warga Dinoyo Surabaya. Warga meminta Pemerintah Kota Surabaya untuk mengambil tindakan dengan mengeruk sungai yang dangkal. Sebab, jika debit air tinggi, sungai tidak mampu menampung air. Dari Majalengka, Jawa Barat (Jabar), akibat hujan deras sejak Kamis (3/5) hingga Sabtu (5/4) menyebabkan bantaran Sungai Cijuray di Kelurahan Munjul, Kabupaten Majalengka longsor dan mengancam permukiman penduduk di Kampung Depok, Kelurahan Munjul, Kabupaten Majalengka. Tiga keluarga terpaksa meninggalkan rumah mereka karena sudah retak-retak dan nyaris ambruk terkena longsoran. Berdasarkan pantauan Media, Sabtu, sekitar 10 rumah penduduk yang berdekatan dengan bantaran sungai, dindingnya sudah mulai terlihat retak-retak. Ambang, 51, salah seorang warga yang mengungsi, mengatakan longsor pertama terjadi sekitar pukul 19.00 WIB. "Saat itu hujan deras. Tiba-tiba kami dikejutkan dengan suara gaduh yang ternyata kandang ternak rubuh akibat bantaran sungai yang longsor," tuturnya. Karena khawatir kondisinya semakin parah, Ambang bersama warga lainnya yang rumah mereka berada paling dekat dengan bantaran Sungai Cijuray segera mengosongkan rumah mereka. (FL/UL/N-3) Post Date : 07 Maret 2005 |