Diare Tak Terbendung

Sumber:Koran Tempo - 15 Februari 2007
Kategori:Sanitasi
JAKARTA -- Penyakit diare yang merebak sejak terjadi banjir masih tak terbendung. Di Rumah Sakit Umum Daerah Koja, Jakarta Utara, pasien bahkan sudah menembus angka 2.000 orang selama sepekan terakhir, dengan korban tewas 10 orang balita.

Pasien rawat inap di rumah sakit itu bertambah 293 orang kemarin. Adapun total pasien yang mengunjungi rumah sakit tersebut pada 3-11 Februari sudah mencapai 1.652 orang.

Pasien diare juga membanjiri RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso. Sampai kemarin, sudah ada 98 pasien yang dirawat di sana. Sebanyak 90 orang di antaranya anak-anak.

Banyaknya pasien ini membuat rumah sakit terpaksa merawat mereka di ruang isolasi Cempaka, yang sebelumnya digunakan untuk pasien flu burung. "Untung saat ini, pasien flu burung sudah kosong," kata dokter Sardikin Giriputro, wakil direktur umum dan keuangan rumah sakit itu.

Saat ini rumah sakit tersebut kekurangan stok cairan infus. Sebab, minimal tiap pasien di sana menghabiskan lebih dari tiga kantong infus per hari. "Stok kami masih ada 3.000 kantong. Tapi, untuk mengantisipasi melonjaknya kebutuhan, kami sudah mengajukan penambahan," ujar Sardikin.

Di RS Tarakan, Jakarta Pusat, ada 147 pasien diare yang dirawat. Untuk mengantisipasi lonjakan pasien, rumah sakit itu menambah sepuluh perawat bantuan dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, sehingga total terdapat 300 perawat.

Tempat tidur (veldbed) juga ditambah lagi sehingga menjadi 185 unit. "Yang sudah terpakai 120 veldbed," kata Zuraidah, kepala bagian keperawatan rumah sakit itu. Dia memprediksi pasien diare akan menurun.

Adapun di RS Fatmawati, Jakarta Selatan, korban diare hanya empat orang. "Jumlahnya masih normal," ucap juru bicara rumah sakit itu, Rahmawati.

Merebaknya diare di Jakarta Utara tak membuat kawasan itu berada dalam status kejadian luar biasa. Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Paripurna HS mengatakan mereka masih melakukan survei. "Bisa selesai dalam waktu dekat," katanya.

Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari pun setali tiga uang. "Jumlah pasien belum mencapai 30 persen jumlah pengungsi," katanya sebelum mengikuti sidang kabinet di Istana Presiden kemarin.

Selain itu, Jakarta dan sekitarnya masih dikepung penyakit demam berdarah dengue. Rahmawati menduga jumlah pasien penyakit ini akan terus meningkat lantaran hujan sudah jarang turun. "Bila cuaca panas, telur nyamuk akan pecah," ujarnya.

Akumulasi kunjungan pasien korban diare di RSUD Koja, Jakarta Utara, menembus angka 2.000 orang selama sepekan terakhir.

Di Tarakan, jumlah pasien demam berdarah bertambah 45 orang kemarin. Sebelumnya, ada 32 pasien di sana, di antaranya 12 anak-anak. Seorang pasien dewasa dalam keadaan kritis.

Di RS Fatmawati, pasien demam berdarah mencapai 91 orang, yakni 12 anak-anak dan 79 dewasa. Sebanyak 32 pasien dirawat di veldbed. Adapun di Koja masih dirawat 40 orang pasien, setengahnya adalah anak-anak.

Sementara itu, Bekasi meningkatkan kewaspadaan. Dinas Kesehatan Bekasi memprediksi korban penyakit itu akan meningkat di tengah cuaca yang tak menentu antara hujan dan panas. Di kota itu sudah tercatat 249 kasus dan lima orang meninggal sejak Januari. FERY | SUTARTO | MUSTAFA | SISWANTO | RUDY



Post Date : 15 Februari 2007