SUKABUMI, (PR),- Setelah Kec. Caringin, Kabupaten Sukabumi, terkena wabah diare yang menewaskan enam orang dan ratusan lainnya dirawat, kini wabah serupa menyerang enam belas orang warga di Kel. Jaya Mekar, Kec. Baros, Kota Sukabumi.
Mereka terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syamsudin Kota Sukabumi dengan keluhan sakit perut disertai buang air besar (BAB) secara terus-menerus.
Dari informasi yang diperoleh "PR", Rabu (15/9), ke-16 warga sempat dirawat intensif di unit gawat darurat (UGD) RSUD Syamsudin dalam keadaan lemah karena kekurangan cairan. Mereka terdiri atas warga Kampung Cicadas Girang, Cicadas Kaler, Ciwaringin, dan Kampung Lamping. Untuk memulihkan kondisi kesehatan penderita, mereka dirawat di ruangan Flamboyan dan Tanjung.
Sementara itu, staf Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) RSUD Syamsudin, Yeni mengungkapkan, seluruh warga yang menderita wabah diare kini berangsur-angsur sembuh. Namun untuk memastikan kondisi kesehatannya, mereka masih belum diperkenankan untuk meninggalkan ruangan.
"Mereka masih belum diperkenankan untuk pulang karena kondisi kesehatannya sangat lemah. Untuk memulihkan kondisi kesehatan, mereka masih terus diberikan cairan infus dan vitamin," kata Yeni.
Sejak Selasa
Sebenarnya, wabah diare warga Kel. Jaya Mekar tersebut berlangsung Selasa (14/9) lalu. Mereka menderita gejala klinis yang dialami rasa mual, panas, dan buang air terus-menerus. Warga yang terserang rata-rata berusia dewasa. "Sebagian besar pasien penderita adalah usia dewasa," katanya.
Hal tersebut dibenarkan staf kelurahan Jaya Mekar, Apeng Iskandar wabah tersebut sudah berlangsung sepekan terakhir. Wabah diare tersebut terjadi di empat kampung dan puncaknya terjadi Selasa (15/9).
"Sebagian penderita diare sampai saat ini masih memperoleh penanganan medis pihak rumah sakit. Umumnya, kondisi mereka sangat lemah sehingga harus terus memperoleh penaganan medis," tukasnya.
Namun hingga saat ini, masih belum diperoleh penyebab wabah diare menjangkiti warga di sana. Namun, diperkirakan karena sumur warga tercemar limbah bakteri E. Coli. Apalagi tidak jauh dari perumahan warga dipergunakan untuk kegiatan mandi, cuci, dan kakus (MCK).
"Kebiasan buruk melakukan buang air besar di selokan dan memakai air selokan untuk keperluan MCK, itu kemungkinan menjadi penyebab atau potensi serangan diare yang melanda warga di sini," katanya.
Walaupun wabah diare telah terjadi, pihaknya menyayangkan masih belum diperoleh informasi adanya petugas dari dinas terkait mendatangi lokasi wabah diare di kampung tersebut. Padahal, wabah tersebut dikhawatirkan berpontesial meluas bila tidak segera diantisipasi.
"Sepengetahuan kami, belum seorang pun petugas dari dinas terkait mendatangi lokasi," katanya. (A-162)
Post Date : 17 September 2009
|