|
PENYAKIT yang kerap muncul pada musim hujan dan banjir adalah diare. Penyakit yang menyebabkan gangguan pada pencernaan manusia ini disebabkan serangan bakteri. Ahli mikrobiologi FKUI dr Amin Soebandrio PhD menjelaskan secara normal tubuh memiliki mekanisme untuk mengeluarkan sisa makanan dari usus besar. Kotoran yang berasal dari dinding usus ini dengan sendirinya akan keluar atau disebut buang air besar. Proses tersebut dibantu oleh sejumlah bakteri yang membuat pembusukan. Bakteri yang ada di dalam tubuh ini telah ada sejak manusia terlahir. Fungsinya untuk mengusir bakteri patogen atau bakteri jahat agar keluar dari tubuh melalui kotoran tadi. Dalam kondisi tidak normal, bakteri jahat tumbuh jauh lebih banyak dibandingkan bakteri baik. Ditambah lagi dengan adanya kuman-kuman yang masuk melalui makanan, bisa menyebabkan ketidakseimbangan di dalam tubuh manusia. ''Ketidakseimbangan ini akan terimplementasi dengan dikeluarkannya kotoran dalam bentuk yang lebih lembek atau lebih cair. Tujuan pengeluaran kotoran tadi dalam mekanisme tubuh agar jumlah bakteri di dalam menjadi seimbang,'' jelasnya. Apabila cairan yang keluar dalam keadaan normal kendati kotoran lembek, biasanya akan sembuh dengan sendirinya karena mekanisme tubuh itu sendiri. Tetapi pada orang yang terkena diare, kata Amin, volume cairan yang keluar melebihi batas normal. Misalnya, dalam satu hari bisa enam kali berturut-turut terjadi pelepasan cairan. Cairan di dalam tubuh akan berkurang dan pasien mengalami dehidrasi bila tidak segera diberi cairan pengganti. Jumlah cairan yang dimasukkan ke dalam tubuh sesuai dengan nilai cairan yang keluar. Apabila dalam sehari pasien sudah mengeluarkan dua liter cairan atau lebih bisa berakibat fatal. Dalam tubuh manusia 85 persen terdiri dari cairan (lima liter). Apabila kekurangan cairan tubuh akan lemas, mata cekung, kulit menjadi keriput, dan elektrolitnya ikut keluar. Pasien dalam kondisi tersebut, kata Amin, bisa hilang kesadarannya. ''Pertolongan pertama dengan memberikan cairan elektrolit seperti oralit yang sudah banyak diketahui masyarakat. Bila terlambat memberikan pertolongan bisa berakibat fatal, dan pasien meninggal dunia. Lebih lanjut, Amin menjelaskan penyebab terjadinya diare, yaitu adanya bakteri E-Coli yang mencemari makanan, minuman, ataupun sanitasi di lingkungan sekitar. Selain diare, ada pula penyakit desentri yang disebabkan bakteri amuba atau yang dikenal dengan shigela disentri. Ada juga kolera yang disebabkan oleh bakteri vibrio kolera, dan tipus yang disebabkan bakteri latifi. Penyakit-penyakit tersebut, lanjutnya, memiliki gejala dan tingkatan sakit yang berbeda-beda. Disentri, misalnya, hampir mirip diare, hanya saja kotoran yang keluar disertai dengan lendir dan darah. Menurut Amin, munculnya darah akibat usus besar yang mengolah sisa makanan sudah tercemar amuba, kemudian terjadi iritasi pada dinding usus, sehingga timbul luka dan berdarah. Orang yang terkena disentri bisa disebabkan makan makanan mentah, misalnya daun lalapan, gado-gado atau karedok. Sedangkan kolera merupakan penyakit perut yang ditandai dengan pelepasan cairan dalam jumlah lebih besar. Pada kasus ini, bakteri Vibrio colera telah mengganggu penyerapan air di dalam usus besar, sehingga terjadilah ketidakseimbangan di dalam tubuh. Dehidrasi yang hebat juga terjadi pada kolera dan apabila tidak ditangani dengan baik pasien bisa meninggal dunia. ''Upaya pencegahan yang aman adalah rebuslah air sampai mendidih untuk membunuh bakteri atau kuman yang mencemari air. Demikian juga dengan pengolahan makanan yang disantap mentah sebaiknya dicuci dengan air yang higienis atau direbus demi amannya.'' Selain itu, biasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, karena permukaan kulit merupakan sumber dari berbagai macam penyakit yang menempel melalui udara. (Nda/V-1) Post Date : 25 Februari 2004 |