Diare Serang Balita Sukabumi

Sumber:Pikiran Rakyat - 21 April 2009
Kategori:Sanitasi

SUKABUMI, (PR).- Jumlah pasien diare yang dirawat di RSUD Palabuhanratu dalam dua bulan terakhir ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan itu terlihat dari perbandingan jumlah pasien antara bulan Maret dan April hingga per tanggal 20 April 2009. Berdasarkan data yang tercatat di rumah sakit, jumlah pasien diare pada bulan Maret mencapai 65 orang yang rata-rata anak-anak batita (bayi di bawah tiga tahun). Jumlah itu meningkat di bulan April yang hingga per tanggal 20 April ini mencapai sebanyak sembilan puluh orang yang juga rata-rata batita.

"Memang benar, jumlah pasien diare dari bulan kemarin sampai bulan ini mengalami peningkatan. Namun pasien yang sampai hari ini masih dirawat di ruang anak, tinggal lima orang lagi. Jadi jumlah pasien sebanyak itu yang keluar masuk rumah sakit," kata Humas RSUD Palabuhanratu, Yanti Susanti, A.M.K., kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (20/4).

Menurut dia, kendati jumlah pasien diare mengalami peningkatan, namun hal itu tidak termasuk wabah atau kejadian luar biasa (KLB) karena domisili para pasiennya tersebar dan hampir merata di beberapa daerah kecamatan. Para pasien itu tersebar di wilayah IV Palabuhanratu, seperti di Kec. Palabuhanratu, Cikakak, Cisolok, dan Simpenan.

"Ini bukan wabah karena para pasiennya tersebar dan hampir merata di beberapa kecamatan. Terlebih, penyakit diare ini memang hampir setiap bulannya selalu menempati peringkat tertinggi di ruang anak ini," kata Yanti.

Pergantian musim

Yanti menjelaskan, penyebab meningkatnya penyakit diare yang menyerang anak-anak batita itu dikarenakan beberapa faktor. Selain karena pengaruh pergantian musim, dari musim hujan ke musim kemarau, juga karena faktor sanitasi lingkungan yang kurang bersih dan pola hidup masyarakat yang kurang sehat.

"Khusus untuk anak-anak batita, bisa saja karena dari pemberian susu kaleng. Misalnya, dotnya yang kurang bersih. Oleh karena itu, dianjurkan bagi ibu-ibu menyusui untuk memberikan ASI kepada bayinya sehingga kesehatan dan kebersihannya lebih terjamin. Bisa juga, anak-anak batita itu dibiarkan oleh ibunya bermain di tempat yang kurang bersih," katanya.

Ditemui di Ruang Anak, Ny. Lili (25) ibu dari pasien Noval (bayi 10 bulan) mengatakan, gejala diare yang dialami anaknya itu diawali dengan mencret dan muntah-muntah hingga suhu badannya panas. "Sampai ke rumah sakit pun masih saja mencret. Namun sesudahnya diberi obat dan dirawat sampai empat hari, alhamdulillah sekarang tidak mencret lagi dan kondisinya sudah agak mendingan mendekati sembuh," kata Ny. Lili warga Kp. Ciputat RT03 RW04, Ds. Sukamaju, Kec. Cikakak Kab. Sukabumi. (A-67)



Post Date : 21 April 2009