|
MEDAN(SINDO) Diare terus merenggut korban warga Medan sekitarnya. Sepanjang Agustus, khusus di RSU Pirngadi Medan, delapan nyawa melayang akibat penyakit ini. Kepala Instalasi Informasi dan Pengaduan Masyarakat RSU Pirngadi Medan Indah Kemala Hasibuan mengatakan, pasien yang meninggal bulan Agustus lebih tinggi dibandingkan bulan Juli yakni 4 orang. Total dari Januari hingga Agustus ada 38 orang yang meninggal, kata Indah kepada wartawan di Medan,kemarin. Sarah, 6, warga Jalan Denai Gang Tengah No 75 Medan merupakan korban meninggal terbaru akibat diare. Bocah itu mengembuskan napas terakhir di RSU Pirngadi,kemarin. Saat ini, kata Indah, pasien diare yang masih dirawat di RSU Pirngadi Medan berjumlah 10 orang. Empat di antaranya merupakan pasien dewasa, sedangkan sisanya balita. Sejauh ini jumlah pasien diare masih besar. Banyak yang pulang, tetapi banyak juga yang masuk, tandasnya. Secara terpisah,Kepala Dinas Kesehatan Medan Umar Zein mengatakan, pihaknya mencatat 14.000 kasus diare di Medan pada tahun ini.Sedangkan 2006, angkanya mencapai 42.050 kasus dengan 18 orang meninggal. Masih relatif stabil dari tahun sebelumnya,ungkapnya. Umar Zein mengungkapkan diare merupakan penyakit yang sering terjadi di masyarakat. Untuk menghindari hal tidak diinginan, dia mengingatkan agar masyarakat melakukan antisipasi dini dengan cepat melakukan perawatan ketika terkena diare. Kata Umar Zein, pihaknya sudah mendirikan klinik sanitasi di 39 puskesmas yang ada di Kota Medan. Kami memberikan penyuluhan kepada masyarakat bagaimana sanitasi yang baik dalam mencegah diare, misalnya cuci tangan pakai sabun, penggunaan air bersih untuk MCK, dan lainnya, terangnya. Senada dengan Umar Zein, Indah juga mengimbau setiap orangtua penderita diare segera membawa anaknya ke rumah sakit yang memiliki sarana dan tenaga medis lengkap. Jadi bisa dapat pertolongan cepat dan kemungkinan untuk sembuh besar, jelasnya. Ketua Tim Medis Anak RSU Pirngadi Medan dr Berlian Hasibuan SpA mengatakan diare pada umumnya disebabkan bakteri yang berasal dari sumber makanan dan minuman yang tercemar. Menurutnya, puncak diare yang diakibatkan bakteri biasanya terjadi pada musim penghujan. Sedangkan serangan diare yang disebabkan rota virus berlangsung sepanjang tahun. Serangan puncaknya terjadi pada musim kemarau Juli hingga September. Bulan Agustus seperti ini memang biasa terjadi peningkatan jumlah diare, tetapi kalau penyebab utama penyakit diare pada anak biasanya rota virus, terutama pada anak di bawah usia 3 tahun,ucapnya. Sementara itu,Pendiri Jaringan Kesehatan Masyarakat (JKM) Dr Delyuzar mengatakan, potensi merebaknya penyakit diare saat musim penghujan sangat besar. Karena terjadi pencemaran sumber air dan lingkungan, ujarnya. Menurutnya, Dinas Kesehatan Kota Medan harus lebih aktif mewaspadai kesehatan masyarakat pascabanjir yang terjadi sepekan terakhir. (suharmansyah) Post Date : 31 Agustus 2007 |