Diare Menyerang Balita di Garut

Sumber:Pikiran Rakyat - 26 April 2009
Kategori:Sanitasi

GARUT, (PR).- Selama musim pancaroba berlangsung, sedikitnya 10-20 anak usia bawah lima tahun mendapat penanganan medis di RSU dr. Slamet karena sakit diare. Ditengarai, peningkatan sebaran penyakit berbasis lingkungan tersebut terjadi pada pergantian musim.

Demikian diungkapkan Direktur RSU dr. Slamet dr. Widjajanti Utoyo S.P.M. M.M. J., kepada "PR", Sabtu (25/4). "Peningkatan kasus diare sudah terjadi sekitar satu bulan ini. Setiap hari, lebih dari sepuluh pasien mendapat penanganan medis di Unit Gawat Darurat (UGD) dengan keluhan diare," katanya.

Menurut Widjajanti, penyebab utama diare terletak pada kotornya lingkungan dan buruknya sanitasi. Selain itu, daya tahan tubuh serta kandungan gizi makanan yang rendah menyebabkan kuman mudah menyerang.

Hingga Sabtu (25/4) pukul 12.00 WIB, UGD RSU dr. Slamet sudah menerima sepuluh pasien batita yang terjangkit diare. Untuk membantu pemulihan, mereka dibantu cairan infus. Namun, kondisi UGD yang overload karena pasien membeludak menyebabkan sebagian pasien anak penderita diare tidak dibaringkan di tempat tidur, melainkan dipangku oleh masing-masing orang tuanya.

Menurut Widjajanti, sebetulnya pihaknya sudah menyiapkan tambahan veltbed untuk kebutuhan pasien. "Namun, karena terjadi peingkatan kasus, sehingga veltbed yang tersedia sudah dipakai semua. Dan pasien bayi akhirnya digendong oleh orang tua," ujarnya.

Jumlah pasien diare di ruang rawat inap anak tak jauh berbeda. Setelah dipastikan melewati tahap krisis di UGD, pasien anak penderita diare dialihkan ke ruang rawat inap untuk menjalani pemulihan.

Orang tua pasien diare, Aisyah (40) mengaku, anaknya, Winda (2) sudah alami diare sejak Kamis (23/4) lalu. "Tapi, dibiarin aja karena dipikir cuman sering buang air besar (BAB) biasa. Tapi, berlanjut muntah, saya khawatir, makanya langsung dibawa ke rumah sakit," katanya.

Warga Kp. Lamping Desa Cimuncang Kec. Garut Kota Kab. Garut Kota itu mengaku tak memberi makan yang aneh-aneh kepada anaknya. "Makan mah biasa aja yang ada di warung," ujarnya.

Biasakan hidup bersih

Kepala Dinas Kesehatan Kab. Garut dr. Hendy Budiman M.Kes. mengakui terjadi peningkatan kasus diare "Setiap bulan grafik penderita diare selalu ada. Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan membiasakan hidup bersih," ujarnya.

Mengenai kasus diare yang didominasi penderita usia anak-anak, Hendy menilai, balita belum bisa mengurus dirinya sendiri, juga kecenderungan memasukkan apa saja yang dipegang ke mulut, sehingga kebersihan kurang terjamin.

Tahapan penyembuhan diare dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat. Yaitu berupa pemberian cairan air putih, air teh, atau oralit. (A-158)



Post Date : 26 April 2009