|
JOMBANG - Pergantian musim belakangan ini identik dengan musim penyakit. Setelah pekan lalu disibukkan dengan serangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga ada tiga kecamatan yang menjadi daerah endemi. Kali ini, warga dicemaskan dengan serangan diare pada anak-anak dan balita. Selama tiga hari kemarin, sedikitnya ada 17 pasien yang diberikan perawatan intensif di Puskesmas Cukir karena penyakit diare ini. Bukan hanya menyerang orang dewasa, diare yang disebabkan bakteri ecoli ini juga banyak menyerang anak-anak dan balita. Diantaranya, Mirwan, usia 3,5 bulan warga Desa Plumbon Gambang Kecamatan Gudo, Dava (14 bulan) warga Dusun Ngemplak Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek dan Hanif (14 bulan) warga Desa Bulurejo Kecamatan Diwek. Rata-rata, kondisi penderita diare ini sudah lemas karena dalam sehari berak lebih dari empat kali. Bahkan terdapat satu pasien balita yang sudah mengalami dehidrasi ringan dengan kelopak mata cekung. Pada pasien anak-anak dan balita dirawat khusus di Ruang A. "Semula sakit panas, di tempat saya tidak ada yang terkena DBD, tapi lambat laun disertai diare," tutur orangtua Fajar Yunianto, salah satu pasien rawat inap di Puskesmas Cukir. Kepala Puskesmas Cukir, Drg Subandriyah, membenarkan banyaknya pasien diare yang dirawat dalam seminggu terakhir. Disamping perubahan iklim dari panas ke musim hujan sehingga ketahanan tubuh anak lebih mudah drop. Pola hidup bersih dan sehat juga terkadang turut mewarnai. Termasuk makanan yang dikonsumsi anak setiap harinya. "Penyebab penyakit diare ini kan bermacam-maca, termasuk makanan yang tidak sehat," ungkapnya. Dalam sebulan terakhir, papar Subandriyah, pasien diare yang dirawat intensif berjumlah 60 orang dan didominasi anak-anak. Sedang jumlah pasien keseluruhan mencapai 270 yang memiliki tanda penyakit diare. Lantaran itulah pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam mengaplikasikan pola hidup sehat ini. Terutama menjaga kebersihan lingkungan sekitar, rumah dan mengkonsumsi makanan yang bersih dan sehat. Sementara itu, Kasi P2P Dinas Kesehatan Jombang, Endang Setyawati, menganggap penyebaran diare di Jombang belum masuk kejadian luar biasa. Meski jumlah penderita yang dirawat bertambah banyak. Penyebaran bakteri ecoli juga tidak terlalu membahayakan meski patut diwaspadai. (bin) Post Date : 04 Desember 2007 |