|
INFEKSI diare masih menjadi penyakit yang harus diwaspadai. Pasalnya, penyakit yang datang karena infeksi oleh bakteri, virus atau parasit ini mendominasi kematian balita di Indonesia. Berdasarkan data WHO memperkirakan bahwa infeksi diare mengancam kehidupan 1,87 juta anak balita setiap tahun di seluruh dunia. Di Indonesia, WHO memperkirakan sekitar 31.200 anak balita meninggal setiap tahun karena diare. Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi mengatakan diare menjadi penyebab kematian bayi dan balita kedua terbanyak setelah pneumonia. Laporan UNICEF 2012 menunjukkan bahwa pneumonia dan diare masih menjadi penyakit utama penyebab kematian anak di dunia. "Kejadian ini sangat mengkhawatirkan. Maka itu sejak dini anak-anak harus dibiasakan mencuci tangan pakai sabun. Karena dengan mencuci tangan mampu mengurangi angka kejadian diare sebanyak 45 persen," katanya seusai memberi sambutan pada sambutan pada acara puncak Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di SDN 04, 05, 06 Karet, Jakarta, Senin, (15/10). Berdasarkan Kajian Morbiditas Diare di Masyarakat (Kemkes, 2010) menunjukkan kebiasaan cara mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun setiap sebelum makan hanya 35 persen sisanya hanya cuci tangan dengan air. "CTPS penting. Maka itu CTPS harus dijadikan gaya hidup bersih dan sehat. Mulai dari anak-anak sudah harus diajarkan. Karena anak-anak yang makin muda akan mudah untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat," katanya. Sementara berbagai penelitian yang dilakukan menyimpulkan bahwa cuci tangan pakai sabun dapat menurunkan kejadian diare sampai dengan 47 persen, pneumonia sampai dengan 50 persen dan flu burung sampai 50 persen. "Mencuci tangan pakai sabun secara teratur akan mencegah infeksi cacingan, mata dan kulit. Bahkan disebut cuci tangan pakai sabun dapat menurunkan tingkat kematian bayi sampai 50 persen yang biasanya terjadi pada ibu yang tidak mendapatkan informasi yang lengkap dan tepat pada saat mereka merawat bayi," kata Menkes. Menyadari pentingnya cuci tangan pakai sabun untuk mencegah berbagai penyakit menular yang mengancam kehidupan ibu dan anak, telah mendorong lebih dari 70 negara di dunia untuk terus mempromosikan hari CTPS pada 15 Oktober 2012 ini. Kemenkes secara sederhana dan ringkas melakukan kegiatan HCTPS 2012 di SDN 04, 05, dan 06 Karet, Setiabudi Jakarta Selatan. Selain Menkes, hadir pula pendukung dari Unilever, Reckitt Beckinser, Danone, Johnson&Johnson, dan BTPN, atau Yayasan seperti Yayasan Adaro Bangun Negeri sangat aktif mendukung berbagai program menjelang HCTPS sedunia pada 15 Oktober 2012. Budaya CTPS juga dilakukan BTPN dengan program daya yang telah menyampaikan pentingnya kebiasaan CTPS ke 8000 nasabah prasejahtera dengan menggunakan flipchart dan video. Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes, Tjandra Yoga Aditama mengatakan HCTPS sedunia ke-5 tahun 2012 mengusung tema global More Than Just a Day, sedangkan tema nasional HCTPS kelima tahun ini adalah "Anak Sehat Dimulai dari Tangan Sehat". Menurut Tjandra, CTPS adalah cara yang paling efektif dan murah untuk mencegah diare dan infeksi saluran pernapasan (ISPA), yang telah merengut jutaan nyawa anak-anak di negara berkembang tiap tahunnya. "Semua pihak bertanggung jawab atas kehilangan nyawa anak-anak tersebut. Kendati berpotensi menyelamatkan jiwa, CTPS masih jarang dipraktikkan dan sulit dipromosikan," kata Tjandra. Tjandra menambahkan meski diare masih menjadi penyebab utama kematian balita. Namun prilaku CTPS di Indonesia semakin membaik. Pada 2006 prilaku CTPS dilakukan oleh 9,6 persen warga Indonesia, 2007, CTPS dilakukan oleh 23,2 persen warga Indonesia dan 2012, CTPS dilakukan oleh 49,5 persen warga Indonesia. Berdasarkan data rinci 2012 dari Environmental Health Risk Assessment (EHRA) di 56 Kabupaten/kota, diselenggarakan oleh Kemenkes, prilaku CTPS setelah BAB sekitar 68,4 persen, CTPS setelah menceboki anak 38,7 persen, CTPS sebelum makan 71,6 persen, CTPS sebelum menyuapi anak 32,8 persen, CTPS setelah BAB 68,4 persen. Dalam kesempatan kegiatan tersebut, Menkes berdialog dengan delapan orang duta sanitasi mengenai kesan para duta sanitasi saat membawa pesan-pesan kebersihan untuk kesehatan di lingkungan masyarakat. Menkes menekankan kepada anak-anak agar membiasakan CTPS pada waktu-waktu penting yaitu, sebelum makan, sebelum memegang/mengolah/menyiapkan makanan, setelah Buang Air Besar (BAB), setelah menceboki anak, serta setelah kontak dengan hewan dan tanah dan menggunting kuku secara teratur. Post Date : 16 Oktober 2012 |