Diare Masih Tergolong Berbahaya

Sumber:Pikiran Rakyat - 05 Agustus 2005
Kategori:Sanitasi
BANDUNG, (PR). Diare atau gastroenteritis masih merupakan penyakit yang berbahaya. Di Jawa Barat kecenderungan meningkatnya penyakit ini terus terjadi, terutama saat perubahan musim maupun kondisi pola hidup masyarakat.

Hal tersebut dikemukakan Ketua Badan Pengurus Koalisi untuk Jawa Barat Sehat (KUJBS), Drs. Nanang Munajat, M.M., Rabu (3/8), berkaitan dengan pelaksanaan "Gerakan Keluarga Sehat Mencegah Diare dengan Cuci Tangan Pakai Sabun" yang telah berlangsung sejak Juli lalu. Peserta yang ikut di antara 15 pengurus komite dusun dari Desa Tanjungjaya, Mekarmukti, Citapen, Cipatik, Pemda Kab. Bandung, serta Muspika Kec. Cihampelas.

Nanang mencontohkan, wabah diare yang sering terjadi di Tasikmalaya, tepatnya di Desa Cigantang. begitu juga di Cirebon dan Indramayu yang setiap tahun selalu terjadi wabah diare. "Diare akan semakin meningkat di beberapa daerah di Jabar jika tidak diantisipasi lewat gerakan keluarga sehat," ujarnya.

Hasil studi KUJBS di Kecamatan Cihampelas Kab. Bandung, ujar Nanang, telah membuktikan adanya korelasi kasus diare dengan perilaku cuci tangan di masyarakat. "Studi ini juga menunjukkan bahwa mencuci tangan pakai sabun masih dianggap sebagai hal sepele. Padahal, betapa pentingnya cuci tangan pakai sabun untuk menghindari diare. Meta Studi Curtis dan Cairncross menemukan, praktik mencuci tangan pakai sabun dapat mengurangi insiden diare sebanyak 42-47%," ujarnya.

Menurutnya, dalam catatan WHO, diare membunuh 2 juta anak di dunia setiap tahun. Menurut Surkesnas (2001), wabah diare di Indonesia adalah salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita. Untuk kasus diare pada balita, perilaku orang dewasa (ibu atau pengasuh anak) merupakan salah satu faktor penting. Seperti yang ditemukan Wagner dan Lanoix, jari tangan adalah salah satu jalur masuknya virus, bakteri, dan patogen penyebab diare pada balita.

Melihat kondisi di Jabar --terutama di daerah-daerah yang rawan diare ini--, menurut Nanang, perlu digalakkan kampanye cuci tangan pakai sabun. KUJBS menekankan paradigma upaya promotif dan preventif dalam mendukung pembangunan kesehatan di Jawa Barat, sebagai bentuk dukungan dalam upaya pencegahan penyakit diare.

"Gerakan ini tidak lain adalah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap masyarakat tentang manfaat mencuci tangan pakai sabun, mengembangkan metoda pesan-pesan dan produk, memfasilitasi perbaikan serta pembangunan sarana kesehatan, mendorong akses terhadap pelayanan kesehatan, serta mengembangkan kelompok masyarakat yang mendukung masalah higienitas dan sanitasi," paparnya.

Saat ini, menurutnya, sudah terbentuk 15 komite dusun dari 6 desa serta 1 komite kecamatan di Cihampelas Kab. Bandung. Anggota komite terbagi dalam 3 gugus tugas yaitu, promosi kesehatan, monitoring perilaku, serta koordinasi dengan pelayanan kesehatan. (A-73)

Post Date : 05 Agustus 2005