|
SIBOLGA (SINDO) Anggota Komisi III DPRD Sibolga menyebutkan kejadian muntah dan mencret atau Munmen (diare) di Kota Sibolga sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Namun, pernyataan ini dibantah Dinas Kesehatan Kota Sibolga yang menyatakan peristiwa tersebut bukan KLB. Sesuai data yang kami peroleh dari 4 Puskesmas, ternyata ada 228 orang warga Sibolga yang terserang muntah dan mencret. Dan itu belum termasuk data dari Puskesmas Pembantu (Pustu) atau tempat praktik dokter, bidan, mantri dan lainnya, sebut Anggota DPRD SibolgaYusran Pasaribu kepada wartawan di Sibolga,kemarin. Yusran mengaku, dari hasil peninjauan mereka empat Puskesmas, bersama anggota Komisi III DPRD Sibolga lainnya,korban paling banyak dalam dua minggu terakhir ini terdapat di Puskesmas Aek Habil sekitar 111 orang. Terhadap kejadian ini, kata Yusran, seharusnya Dinas Kesehatan tidak boleh berpatokan dari data rumah sakit saja. Dan kemudian dinas kesehatan harus melakukan penanggulangan terhadap penyakit ini, sebut Yusran. Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Sibolga RH Sianturi menjelaskan,diare yang terjadi saat ini di Kota Sibolga belum dapat dikatakan KLB. Pasalnya, peristiwa ini belum memenuhi persyaratan karena sesuai epidemilogis penyebarannya mencakup daerah tertentu dalam jangkauan tertutup dan waktu kejadiannya tidak dalam hitungan hari,namun harus dengan hitungan jam. Sesuai data yang ada, kejadian yang sekarang terjadi, belum memenuhi kriteria tersebut sesuai dalam UU No 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular dan PP No 40 tahun 1991 tentang penanggulangan wabah penyakit menular. Jadi diare yang terjadi saat ini di Kota Sibolga belum termasuk KLB, sebut RH Sianturi. Dia menyebutkan, data yang dihimpun dari sejumlah Puskesmas yang ada di Kota Sibolga penderita Munmen di Puskesmas Aek Habil tercatat sebanyak 103 orang, Puskesmas Sambas sebanyak 50 orang, Puskesmas Pelabuhan 26 orang, dan Puskesmas Pintu Angin sebanyak 33 orang dengan jumlah keseluruhanya sebanyak 212 orang dan masing- masing penderita belum ada yang meninggal. RH Sianturi menyebutkan, pihaknya sudah mengirim sampel air yang di duga sebagai penyebab wabah penyakit Munmen ini ke Laboratorium Kesehatan Daerah Sumatera Utara di Medan guna penelitian lebih lanjut. (jonny simatupang) Post Date : 04 Mei 2007 |