Diare dan Gatal-gatal Serang Pengungsi

Sumber:Kompas - 24 Mei 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Tenggarong, Kompas - Sebagian pengungsi korban banjir akibat meluapnya Sungai Mahakam di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, terserang diare dan gatal-gatal. Mereka berharap segera menerima bantuan obat-obatan, tenda terpal, pakaian, dan makanan untuk mengurangi penderitaan.

Seperti pantauan Kompas, Rabu (23/5) di Desa Teratak, Kecamatan Muara Kaman, hampir seluruh penduduk yang jumlahnya sekitar 300 keluarga mengungsi ke perbukitan. Warga meninggalkan rumah-rumah mereka di tepi Sungai Mahakam yang nyaris tenggelam akibat banjir setinggi 3-4 meter.

Di pengungsian, anak-anak mulai terserang penyakit. Ada yang gatal-gatal, diare, dan batuk-batuk. Hampir semua orangtua kelelahan karena sibuk membangun tenda baru untuk pengungsi baru, memasak makanan, dan menjaga anak-anak.

Pengungsi mulai kekurangan obat-obatan karena bantuan dari Dinas Kesehatan nyaris habis. Selain itu, pengungsi tidak mendapat pasokan air bersih. Untuk masak dan minum, mereka memakai air sungai yang keruh dan berwarna cokelat. "Kami memasak sungguh-sungguh agar setidaknya layak diminum sambil menunggu bantuan dari pemerintah," kata Kepala Desa Teratak Abdul Karim. Kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi segera adalah tenda-tenda karena pengungsi semakin bertambah. Selain itu, makanan khusus anak umur di bawah lima tahun (balita) berupa bubur susu atau biskuit.

Diliburkan

Di Muara Kaman terdapat 22 sekolah yang kebanjiran dan akhirnya diliburkan dalam dua minggu terakhir. Camat Muara Kaman Izhar Noor mengatakan, ada beberapa SMP dan SMA yang tidak kebanjiran, tetapi tetap diliburkan karena dipinjam untuk menampung pengungsi.

Sekretaris Kabupaten Kutai Kartanegara Husni Thamrin mengatakan akan segera memerintahkan Dinas Pendidikan meneruskan proses belajar mengajar. Di tempat pengungsian harus disediakan satu tenda khusus untuk sekolah.

"Guru-guru tetap harus mengajar. Mereka bisa menggunakan rakit atau perahu," kata Husni.

Adapun banjir melanda sembilan dari 18 kecamatan yang ada. Kondisi terparah ada di tujuh kecamatan, yakni Muara Muntai, Muara Wis, Kotabangun, Kenohan, Kembang Janggut, Muara Kaman, dan Sebulu.

Pemerintah mencatat sekitar 27.200 keluarga setara 107.000 jiwa (20 persen dari 547.000 penduduk Kutai Kartanegara) menjadi korban banjir tahun ini. Juga tercatat 102 sekolah terendam sehingga terpaksa diliburkan.

"Kami akan memulai relokasi warga ke dataran lebih tinggi secepatnya," kata Husni. (bro)



Post Date : 24 Mei 2007