Di Tegal, Ribuan Rumah Terendam

Sumber:Suara Pembaruan - 08 Februari 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

[TEGAL] Hujan deras sejak Rabu hingga Kamis (7/2) di Kota dan Kabupaten Tegal, Jawa Tengah menyebabkan Sungai Kemiri dan Kaligangsa, meluap menggenangi ribuan rumah warga. Beberapa ruas jalan utama tergenang, sehingga lalu lintas macet.

Sepeda motor yang terjebak banjir langsung mati mesin dan harus dinaikkan ke rakit yang disediakan warga dengan ongkos Rp 5.000 menuju ke ruas jalan yang tidak tergenang.

Sampai Jumat (8/2) pagi, genangan itu masih tersisa, khususnya di Kelurahan Kalinyamat Kulon, Kaligangsa, Sumurpanggang di Kecamatan Margadana, Kota Tegal. Sedang di Kabupaten Tegal, genangan juga masih terlihat di Kecamatan Suradadi, Adiwerna, Talang, dan Dukuhturi.

Bahkan jalan di bawah jembatan Kereta Api (KA) di Desa Prupuk, Kecamatan Bumiayu terendam air sampai 1,5 meter karena tempatnya cekung. Sementara jalur Bumiayu-Margasari sempat lumpuh pada Kamis lalu.

Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Tegal, Herry Kartono mengatakan, banjir yang terjadi Kamis siang itu merupakan banjir susulan yang terjadi pada Rabu dini hari.

Banjir susulan ini meredam ribuan rumah di Desa Tegalwangi, Kecamatan Talang , Suradadi, Adiwerna dan Dukuhturi.

"Lebih dari 15 desa tergenang dan sebagian harus mengungsi," katanya, Jumat pagi.

Banjir juga menyebabkan pondasi pilar bagian tengah Jembatan Kali Gintung di Desa Danareja, Kecamatan Margasari tergerus banjir, sehingga bangunan fondasi tersebut menggantung.

Dikhawatirkan, bila tidak segera diperbaiki, satu-satunya jembatan yang menghubungkan Desa Danareja dengan kota kecamatan akan putus. Desa tersebut berpenduduk 4.000 keluarga.

Sampai Jumat pagi, Kota Tegal masih digenangi banjir sehingga banyak ruas jalan yang tak bisa dilalui kendaraan. Jalur alternatif yang berada di jembatan KA di Desa Kalinyamat Kulon juga tergenang, sehingga jalur utama maupun alternatif sama-sama tak bisa dilalui.

Untuk mengatur lalu lintas kendaraan yang terjebak banjir, Polresta Tegal menurunkan 60 personel untuk membantu para pengemudi. Selain itu beberapa unit perahu karet juga dioperasikan untuk mengangkut warga yang kebanjiran, kata Kapolresta Tegal AKBP Miftahor Rachman.

Banjir Kiriman,

Sementara itu, banjir kiriman dari hulu Sungai Batanghari melumpuhkan aktivitas warga di beberapa desa di Kecamatan Marosebo, Kabupaten Batanghari, Jambi. Beberapa kilometer jalan menuju desa di daerah hilir Sungai Batanghari terendam banjir hingga ketinggian satu meter. Akibatnya akses jalan dari desa- desa tersebut menuju Kota Sengeti, Muarojambi dan Kota Jambi hingga Jumat (8/2) terputus.

Kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Muarojambi, Asnofidal menjelaskan, salah satu desa di hilir Sungai Batanghari yang terisolir banjir tersebut, Desa Niaso, Kecamatan Marosebo.

Kegiatan warga di desa itu hingga Jumat pagi masih lumpuh karena permukiman warga terkepung banjir. Sebagian besar anak-anak di desa itu tidak bisa pergi ke sekolah di desa tetangga karena kesulitan transportasi seperti perahu.

Sedangkan warga desa yang hendak bepergian ke luar rumah terpaksa menggunakan rakit dari batang pisang.

Banjir juga membuat warga Desa Niaso kesulitan air bersih akibat sumur mereka terendam luapan banjir. Sedangkan kegiatan pertanian warga lumpuh total. Seluruh areal pertanian mereka yang siap digarap terendam banjir. Banjir membuat warga desa sebagian besar bertahan dalam rumah panggung mereka, katanya.

Kepala Seksi Satuan Pelaksanaan Penanggulangan Bencana Kota Jambi, Yoyo Prayitno mengatakan, luapan Sungai Batanghari mulai surut karena curah hujan di kawasan hulu seperti di Kerinci, Merangin, Sarolangun, Bungo dan Tebo mulai turun. Selama tiga hari terakhir hujan tidak turun di daerah hulu Sungai Batanghari. [WMO/141]



Post Date : 08 Februari 2008