|
Satui, Kompas - Banjir di Kalimantan Selatan terus meluas dan berbahaya. Secara bersamaan, banjir menerjang empat kabupaten dan sedikitnya 50 rumah hanyut, enam warga hilang, dan ribuan lainnya mengungsi. Banjir menimpa sejumlah daerah di Kabupaten Tanah Laut, Banjar, Tanah Bumbu, dan Kotabaru. Di Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut, 15 rumah hanyut; di Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, 14 rumah; di Kecamatan Hampang, Kabupaten Kotabaru, 21 rumah. Di Balikpapan, Kalimantan Timur, banjir setinggi 1 meter menerjang sekitar 200 rumah di Kelurahan Damai, Senin (26/6). Aktivitas masyarakat di kawasan itu lumpuh. Banjir menggenang menyusul hujan turun sejak Minggu pukul 23.00 dan baru berhenti Senin pukul 11.00 sehingga Sungai Ampal meluap. Wali Kota Balikpapan Imdaad Hamid mengakui, banjir tidak terhindarkan karena tidak adanya sistem drainase dan terus berkurangnya lahan resapan air di kawasan tersebut. Banjir juga menghantam Kelurahan Gunung Samarinda dan Kelurahan Pupuk. Puluhan rumah di Gunung Samarinda kemasukan air. Arus lalu lintas di sebagian ruas Jalan MT Haryono dan Jalan Indrakila macet. Banjir memaksa sebagian warga Kelurahan Damai dievakuasi dengan perahu karet. Warga lainnya tidak berani keluar rumah karena arus banjir deras. Warga diberi nasi bungkus agar tidak kelaparan. Tepi sungai Menurut pemantauan di lokasi-lokasi banjir di Kalsel, Senin, puluhan rumah hanyut akibat arus banjir dengan ketinggian lebih dari tiga meter sangat kuat. Rumah dari kayu tersebut umumnya berada di tepi sungai. Banjir di Kecamatan Sungai Satu memaksa sekitar 15.000 warga mengungsi ke tempat yang lebih aman. Dari posko banjir kecamatan didapatkan informasi bahwa ada lima warga hilang dan masih dalam pencarian. Selain itu, kantor camat, syahbandar, dinas kebakaran, PDAM, serta beberapa sekolah juga terendam air. Bencana ini melumpuhkan kegiatan pertambangan PT Arutmin Indonesia di daerah Satui. Jembatan Sungai Danau ditutup dengan garis pembatas dari polisi karena kondisi jembatan itu memprihatinkan. Di Kintap, posko banjir pada tingkat kecamatan setempat mendata ada 15 rumah hanyut; 2.750 ayam, 50 kambing, dan 3.500 ekor ikan kolam hilang; dan 6.000 bibit karet terancam rusak. Posko itu juga dilapori bahwa satu warga Desa Salaman, Saili (14), hilang dan masih dicari. Di kecamatan ini pihak kecamatan dan dinas kesehatan membuka dapur umum dan pengobatan gratis bagi warga yang terkena banjir. Arus lalu lintas barang dan orang pada jalan trans-Kalimantan yang menghubungkan Banjarmasin-Batulicin, ibu kota Kabupaten Tanah Bumbu, terhenti. Banjir yang terjadi sejak Minggu lalu itu membuat penumpang dan pengendara bermalam di jalanan. Mereka tak melanjutkan perjalanan karena derasnya arus bah yang melintas jalan dengan kedalaman 1 meter. Di Desa Asam-asam, dua sepeda motor dan sebuah mobil hanyut. Dua warga, Upi (20) dan Abah Utar (45), sempat hanyut dan bertahan di atas pohon semalam suntuk. Keduanya diselamatkan warga dengan mengulurkan tali dan ban bekas. Banjir di Sulsel Dari Makassar dilaporkan, hingga Senin, ribuan hektar tambak dan sawah di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, masih terendam air dan lumpur, sementara sejumlah desa di kabupaten itu serta di Sinjai masih terisolasi akibat jalan darat yang belum terbuka. Di Sinjai, aktivitas perkantoran sudah mulai kendati kebanyakan pegawai diminta membantu membersihkan kota. Data yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Bulukumba menyebutkan, saat ini masih ada sekitar 3.009 hektar tambak udang dan bandeng yang terendam air dan lumpur. Selain tambak udang dan bandeng, sebanyak 87.411 hektar tambak rumput laut dan 4.449 hektar areal pertanaman padi juga rusak dan terendam. Itu belum termasuk sekitar 1.147 hektar pematang tambak yang ikut bobol. Suriadi (45), petambak di Kecamatan Ujungloe, Bulukumba, yang ditemui akhir pekan lalu, menyebutkan, umumnya tambak di Ujungloe rusak disapu banjir, bahkan luapan air menyebabkan isi tambak hanyut. "Pada saat ini petambak hanya berusaha menyelamatkan isi tambak yang masih bisa diselamatkan. Sebagian yang sudah cukup baik untuk dipanen dijual, sebagian lain yang masih kecil terpaksa dikonsumsi sendiri atau dimasukkan kembali ke tambak yang kondisinya masih bisa dipakai," ujar Suriadi. Sementara itu, sekitar 700 personel Batalyon Zipur diterjunkan ke Kabupaten Sinjai membantu warga membersihkan sisa-sisa banjir. Sebagian membantu warga membangun rumah-rumah sederhana, sebagian lainnya akan diturunkan ke daerah-daerah terisolasi untuk membuka jalur darat yang tertimbun longsoran. (FUL/BRO/REN) Post Date : 27 Juni 2006 |