|
PURWOKERTO (Media): Kerugian akibat bencana banjir dan tanah longsor selama sebulan terakhir di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), mencapai Rp3,5 miliar. Bencana banjir dan tanah longsor itu melanda 49 desa di 17 kecamatan sejak akhir Oktober lalu. Dalam laporan mengenai evaluasi bencana alam di Banyumas yang diterima Media, kemarin, Bupati Banyumas Aris Setiono menyebutkan, bencana paling parah terjadi di Kecamatan Pekuncen dan Kecamatan Sumpiuh. Di Kecamatan Pekuncen bencana tanah longsor melanda delapan desa dan mengakibatkan dua orang tewas. Sedangkan di Kecamatan Sumpiuh banjir melanda delapan desa. Selain Kecamatan Pekuncen dan Sumpiuh, bencana yang sama juga terjadi di Kecamatan Kebasen, Gumelar, Kembaran, Tambak, Ajibarang, Wangon, Lumbir, Kedungbanteng, Kemranjen, Somagede, Banyumas, Jatilawang, Cilongok, Purwojati dan Kecamatan Baturaden. ''Dari kejadian bencana longsor dan banjir di wilayah Banyumas, menyebabkan korban jiwa, rumah hancur dan rusak, tanaman pertanian rusak, saluran irigasi jebol serta lainnya. Sesudah dilakukan penghitungan, kerugian diperkirakan sampai Rp3,5 miliar,'' kata Bupati dalam laporannya. Sementara itu, Ketua Satuan Pelaksana (Satlak) Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Banyumas, Suyatno, mengungkapkan, pihaknya telah meminta kepada setiap desa dan kecamatan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana banjir dan longsor. ''Saat sekarang musim hujan belum mencapai titik maksimal. Untuk itu kita meminta supaya posko-posko bencana di setiap kecamatan dan desa diaktifkan kembali, sehingga kalau ada kejadian, informasinya dan penanganannya bisa cepat,'' kata Suyatno. Menurutnya, menghadapi musim hujan kali ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas telah melakukan berbagai antisipasi termasuk menyiapkan perahu karet untuk wilayah rawan banjir dan alat berat untuk jika terjadi longsor. Di wilayah Kabupaten Batang, Jateng, kerusakan saluran irigasi dan Bendungan Baladewa mengakibatkan sekitar 266 hektare (ha) lahan sawah yang berada ada di Kecamatan Tersono, terancam tidak bisa ditanami padi. Air yang seharusnya mengairi lahan sawah tersebut ternyata tak sampai ke tujuan. Dari pantauan Media, lokasi kerusakan berada di Kecamatan Bawang. Kerusakan Bendungan Baladewa cukup parah, karena fondasi bagian kanan amblas sehingga mengakibatkan bangunan bendungan menggantung. Jalan rusak Sementara itu, hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim), selama sepekan terakhir mengakibatkan kerusakan sejumlah ruas jalan dengan total kerugian sekitar Rp1,5 miliar. Menurut Kepala Dinas Binamarga Pemkab Malang Rumdhoni, kemarin, kerusakan jalan itu berada di 30 titik yang tersebar di sejumlah kecamatan. Kerusakan terdiri dari kategori rusak ringan, sedang, dan rusak berat. Jalan yang rusak berat antara lain terdapat di Desa Banjarrejo, Kecamatan Ngantang, yang disebabkan oleh tanah longsor. Di desa ini jalan yang rusak mencapai sekitar 20 meter persegi (m2). Selain itu, kerusakan jalan juga banyak di jumpai di Kecamatan Pagak, Kecamatan Kalipare, dan Kecamatan Donomulyo. ''Kondisi jalan berlubang dengan diameter lubang bervariasi. Itu disebabkan oleh banjir dan longsor,'' kata Rumdhoni. Sedangkan kerusakan jalan dengan kategori sedang dan ringan berada di Kecamatan Sumbermanjing Wetan dan Kecamatan Pakis. Kerusakan itu meliputi bagian bahu jalan dan badan jalan akibat pohon tumbang saat terjadi hujan. Selain jalan, tiga jembatan juga mengalami rusak berat akibat diterjang banjir. Ketiga jembatan yang rusak berat itu berada di Kecamatan Donomulyo dan Kecamatan Kalipare. Kepala Dinas Pengairan Pemkab Malang Subandiyah Aziz mengatakan, daerah Malang Selatan merupakan daerah rawan bencana, karena di kawasan itu terdapat ratusan ha lahan kritis, hutan gundul, dan terjadi pendangkalan sungai. Menurutnya, daerah rawan bencana tersebut adalah Kecamatan Tirtoyudo, Sitiarjo, Bantur, Ampelgading, dan Kecamatan Sumbermanjing Wetan. (LD/AS/BN/N-2) Post Date : 09 Desember 2004 |