|
GROBOGAN, Kompas - Kondisi Desa Godan, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, yang tertimpa banjir bandang akibat hujan deras Kamis malam lalu sampai Sabtu (21/4) siang belum pulih. Sementara itu, luapan Bengawan Solo di daerah Kabupaten Ngawi makin besar. Data sementara dari Kepala Desa Godan, Sarmin, akibat banjir bandang tersebut, 4 rumah hanyut, 7 roboh, 78 rusak berat hingga ringan, 3 jembatan desa jebol, ratusan aneka jenis ternak lenyap, sepeda motor dan aneka jenis benda rumah tangga amblas. "Kerugian sementara lebih dari Rp 300 juta," tuturnya. Ratusan anggota polres, kodim, Polisi Khusus Kehutanan, dan Palang Merah Indonesia berusaha meringankan beban penduduk dengan kerja bakti membersihkan reruntuhan rumah, lumpur, dan pohon tumbang, membangun dapur umum, serta mengirim beras, mi, teh, gula, minyak goreng, kecap, dan genting. Bupati Grobogan Bambang Pujiono didampingi Wakil Bupati Icek Baskoro telah memerintahkan stafnya untuk mendata kerusakan dan kebutuhan mendesak bagi korban. "Selain dana dari pemerintah kabupaten, kami juga akan minta bantuan dari Gubernur Jawa Tengah," kata Pujiono. Menurut penuturan penduduk, banjir bandang terjadi sekitar pukul 19.00 setelah hujan deras siang hari selama beberapa jam. Karena pada malam hari, penduduk tidak sempat menyelamatkan barang berharga. Tidak ada korban hilang atau tewas. Berdasarkan pengamatan Kompas, lokasi Desa Godan, terutama pedukuhan Karanggetas dan Sedah, berada di tepi hutan milik Perhutani. Selain tak terlihat ada bantaran sungai, banyak rumah penduduk didirikan di tepi sungai. Pohon hasil reboisasi hutan baru berjalan beberapa tahun sehingga tanaman belum kuat. Luapan berlanjut Sementara itu, luapan aliran Bengawan Solo terus berlanjut. Puluhan rumah warga di wilayah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, yang dilalui sungai terpanjang di Jawa tersebut, tergenang. Ratusan siswa di wilayah Kecamatan Widodaren, di seberang sungai itu, tak bisa pergi ke sekolah karena perahu penyeberangan tak dapat menyeberang akibat arus amat deras. Sawah, ladang, dan perkebunan di sekitar daerah aliran sungai tergenang 50 sentimeter sampai 150 sentimeter. Menurut warga, air meluap sejak Jumat pagi lalu dan membesar hari Sabtu pukul 02.00 setelah hujan deras. Menurut Suyono (30), warga Kelurahan Karang Tengah, luapan ini merupakan yang terbesar sejak tahun 1993. Kompas yang menyusuri sungai dengan perahu karet melihat air meluber ke lahan pertanian setidaknya di daerah Kabupaten Ngawi dari Dusun Pojok, Desa Banjarmanggi, Kecamatan Kedung Galar, hingga Dusun Selopuro, Kecamatan Pitu. Permukaan air sungai yang tinggi menyebabkan kabel telepon yang melintas di atas sungai antara Dusun Karang Pucang dan Dusun Tramesan, Desa Ngancar, Kecamatan Kedunggalar, putus. (HAN/LAS/SUP) Post Date : 22 April 2007 |