|
MOJOKERTO - Kalangan DPRD Kabupaten Mojokerto meminta Pemkab Mojokerto segera mengambil langkah terkait sulitnya mendapatkan air bersih yang kini dialami warga di Kecamatan Gondang. Menyusul banyak mengeringnya sumur milik warga Dusun Jetak Desa Pugeran yang disebut sudah mengarah pada bencana. Sebab jika hal tersebut dibiarkan berlarut, bukan tidak mungkin warga terancam tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. ''Sekarangnya ini saja mereka sudah mengandalkan sumber air sungai untuk konsumsi," ungkap anggota Komisi III (Pembangunan) sekaligus anggota FPDIP, Sutoyo. Secara teritorial, Kecamatan Gondang memang berada di wilayah perbukitan yang debit airnya cukup melimpah. Namun karena musim kemarau panjang kali ini warga akhirnya kesulitan mendapat air bersih, sama halnya kondisi tersebut dinilai cukup memprihatinkan. ''Kami minta dinas terkait tidak menutup masalah yang menimpa warga," jelasnya. Jika melihat kondisi yang ada, politisi asal PDIP ini justru menganggap mengeringnya sumur milik warga sudah mengarah pada bencana. Meskipun dalam skala kecil. Pasalnya, di Dusun Jetak hampir disetiap rumah penduduk sumber air telah mengering. Padahal air bersih yang dibutuhkan tidak saja untuk dikonsumsi, melainkan sebagai kebutuhan lainnya. Semisal mandi, mencuci dan konsumsi hewan ternak. ''Karena itu kami harap Pemkab segera melakukan langkah solutif. Seperti mengirimkan air bersih atau membuat sumber air baru," paparnya. Senada juga disampaikan anggota Komisi I (UU dan Pemerintahan) Subhan. Bahkan dia mensinyalir pemkab melalui dinas terkait sudah mengetahui kondisi yang dialami warga. Yakni kesulitan mendapatkan air bersih sejak satu bulan yang lalu. ''Tapi apa alasannya kami tidak tahu. Sehingga sampai saat ini mereka hanya diam saja," ujar politisi asal PKB ini. Disamping itu, dia juga menyinggung, mengeringnya sumur milik warga bukan saja terjadi lantaran kemarau panjang. Melainkan juga diakibatkan sumber air yang berada dia atas wilayah Kecamatan Gondang banyak digunakan dalam kepentingan bisnis. Seperti Kecamatan Pacet dan Trawas. Salah satunya dengan sengaja dijual ke luar daerah menggunakan truk tangki. ''Bayangkan kalau dalam sehari bisa terjual 20 tangki (satu tangki berisi 5.000 liter, Red) saya yakin dalam waktu dekat hal yang sama juga menimpa desa lainnya," urainya. Karena itu, para wakil rakyat berharap, pemkab segera turun tangan mengatasi sulitnya mendapatkan air bersih. ''Bila tidak akan bersikap kami akan memanggil eksekutif," ancamnya. Sementara terkait hal itu, sejauh ini Kepala DPKP Zainul belum bisa memberikan keterangan. Sebab saat koran ini berusaha melalukan konfirmasi telepon selulernya tidak aktif. Seperti yang diketahui sebelumnya, Memasuki bulan Oktober, dampak kemarau mulai dirasakan warga Mojokerto. Di Dusun Jetak Desa Pugeran Kecamatan Gondang misalnya, sumber air penduduk mulai mengering. Akibatnya, warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga. Sebagai gantinya, meraka terpaksa menggunakan sumber air sungai pikatan sebagai satu-satunya air bersih untuk dikonsumsi. Seperti memasak dan minum. Bahkan sebagian lainnya terpaksa mencari air bersih di luar desa. (ris/yr) Post Date : 21 Oktober 2008 |