|
DULUNYA, pada musim kemarau, kawasan Kecamatan Modung, Bangkalan, kekurangan air. Tapi, sejak 2002 lalu, masyarakat di kawasan selatan Kabupaten Bangkalan, khususnya di Kecamatan Modung, tidak lagi terlalu khawatir dan terlalu merisaukan persoalan air bersih yang selama ini selalu menghantui mereka selama bertahun-tahun. Saat ini, utamanya masyarakat di Desa Kolla, Serabi Timur, Neroh, dan Patereman, sudah bisa mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Sebab, HIPAM (Himpunan Masyarakat Pemakai Air Minum) Sumber Makmur di Desa Serabi Timur telah mampu menyalurkan air bersih ke empat desa tersebut. Bahkan, ke depan, HIPAM merencanakan untuk menyalurkan air ke beberapa desa lainnya, sesuai dengan kemampuan dan besarnya sumber air yang ada. "Untuk saat ini, target kami adalah menyalurkannya ke Desa Tokaleh yang posisinya berada di kawasan lebih tinggi dari sumber air. Untuk itu, kami tengah berpikir keras, sebab untuk bisa menuju ke sana dibutuhkan biaya besar. Itu karena jalan yang ditempuh merupakan kawasan batu karang sehingga harus menggunakan pipa-pipa besar yang berbeda dengan pipa yang kami pakai dalam distribusi air selama ini," ujar Ketua HIPAM H Abdul Mukid kepada koran ini. Padahal, selama bertahun-tahun sebelum adanya proyek P2AT yang berujung pada kepengurusan HIPAM, masyarakat mengalami kesulitan untuk bisa mendapatkan air bersih. Rupanya, kondisi ini didengar oleh Pemprov Jatim dan Pusat, maka datanglah proyek tersebut, sehingga masyarajkat lebih mudah mendapatkan air. Kepala Desa Serabi Timur Ach. Djumadi yang sekaligus pengawas HIPAM di Desa Serabi Timur cerita, sebelum itu masyarakatnya sangat kesulitan mendapatkan air bersih. Untuk mendapatkan air beberapa ember saja, mereka harus membeli dengan harga cukup tinggi. Apalagi, sumber yang ada yang dibuat oleh pemerintah waktu itu tidak memadai. "Untuk mendapatkan beberapa jeriken air saja, seorang warga harus menunggu hingga berjam-jam. Bahkan ada yang menunggu hingga jam satu malam untuk mendapatkan air bersih. Tapi itu dulu. Sekarang, alhamdulillah, atas bantuan pemerintah pusat, provinsi dan Pemkab Bangkalan, air itu datang (mengalir karena didistribusikan, Red) sendiri ke masyarakat dengan ongkos yang murah. Ya, masyarakat cukup senang dengan adanya air yang lancar ini," kata Djumadi. Seperti PDAM, sumber air yang dikelola HIPAM Desa Serabi Timur saat ini telah mampu memenuhi kebutuhan air bersih di empat desa. Yakni di Desa Kolla sebanyak 169 kepala keluarga (KK), Desa Neroh 35 KK, Desa Patereman 8 KK, sedangkan di Desa Serabi Timur sebanyak 225 KK. Di Desa Serabi Timur ada 750 KK dengan luas desa mencapai 544,70 m2. Sayangnya, saat ini, untuk memenuhi kebutuhan air di desa-desa tersebut masih menggunakan sistim buka tutup, kendati debit air yang dihasilkan sumber di Desa Serabi Timur tersebut mencapai 17 liter/detik. Sebab, ada beberapa kendala dalam operasional air bersih yang dikelola HIPAM itu. Seperti, seringnya listrik mati karena voltase tidak mampu. Buntutnya, dalam menyalurkan air pun dibuka tutup untuk beberapa desa. Caranya, siang untuk desa A dan malam untuk desa B. Di sisi lan, kebahagiaan masyarakat di kawasan tersebut dalam waktu dekat akan bertambah. Sebab, saat ini telah disetujui dan sedang dibangun proyek air bersih yang sama dari Pemkab Bangkalan yang sumbernya di Desa Kolla. Rencananya, air dari sumber tersebut akan disalurkan ke Desa Kolla, dengan harapan distribusi air ke desa yang lain lebih lancar. Dalam pengelolaannya, sumber air bersih tersebut dikelola HIPAM Sumber Makmur yang dalam operasionalnya selalu berusaha untuk memperbaiki dan mengembangkan jaringan serta honor untuk para petugas lapangannya. "Pengurus HIPAM ini banyak kerja sosialnya. Itu mereka lakukan dengan senang hati asalkan masyarakat tercukupi kebutuhan air bersihnya," terang Abd. Mukid yang diiyakan Kepala Desa Ach. Djumadi. Sementara itu, Camat Modung Drs Wibagio H.S. mengaku cukup senang dengan adanya aktifitas air bersih yang dikelola HIPAM tersebut. Menurut dia, air bersih yang dikelola HIPAM Sumber Makmur itu mampu memberikan yang terbaik untuk masyarakat. Namun demikian, masih ada beberapa desa yang belum terpenuhi kebutuhan air bersihnya, seperti Desa Ketetang, Alas Kokon, Manggaan, dan beberapa desa lainnya. "Untuk mengikis kekurangan air bersih yang dialami masyarakat, kami telah mengusulkannya saat musrenbang (musyawarah rencana pembangunan), dan alhamdulillah Post Date : 12 Juni 2005 |