|
Palu, Kompas - Delapan desa di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengahsekitar 550 kilometer dari Palusejak empat hari terakhir terendam air. Ribuan warga terpaksa mengungsi ke daerah yang lebih tinggi dan ribuan hektar tanaman dipastikan rusak. Kerugian diperkirakan mencapai puluhan miliar rupiah. Kepala Kepolisian Resor Morowali Ajun Komisaris Besar Atrial yang dihubungi dari Palu, Minggu (30/4), mengatakan, kedelapan desa mulai mengalami kebanjiran sejak hari Kamis lalu. Banjir itu disebabkan oleh meluapnya Sungai Lasebuah sungai besar di Morowali yang alirannya melewati kedelapan desa tersebut. Diperkirakan Sungai La meluap karena hujan turun terus- menerus selama lima hari belakangan ini. "Dari malam hingga pagi hari hujan tidak pernah berhenti," kata Atrial. Delapan desa yang terendam adalah Desa Bunta, Sampalowo, Tiu, Moleono, One Pute, dan Tobomulya di Kecamatan Petasia, serta Desa Taliwan dan Tiwana di Kecamatan Mori Atas. Kecamatan Mori Atas adalah hulu dari Sungai La, sedangkan Petasia adalah hilir paling ujung Sungai La. Sampai kemarin sore air masih menggenangi sebagian besar wilayah di kedelapan desa tersebut. Rata-rata ketinggian air mencapai 1,5 meter. Desa yang mengalami banjir paling parah adalah Desa Bunta dan Tobomulya. Sekitar 90 persen wilayah kedua desa ini terendam air dan hampir seluruh warganya mengungsi ke desa lain. Menurut Atrial, sejak Jumat sampai Minggu kemarin warga dari delapan desa telah diungsikan ke daerah yang lebih tinggi, baik di dalam desa itu sendiri maupun ke desa tetangga. Warga yang mengungsi di tempatkan di balai desa atau rumah-rumah penduduk. Jumlah warga yang mengungsi mencapai ribuan orang. Pelaksana Tugas Bupati Morowali Datlin Tamalagi mengatakan, Pemerintah Kabupaten Morowali telah menyalurkan bantuan berupa dua ton beras, ribuan dus mi instan, dan obat- obatan. Namun, bantuan itu diperkirakan masih belum cukup. Pembantu Rektor III Universitas Morowali, Tanwir Lamaming, yang dihubungi seusai mengunjungi lokasi mengatakan, warga masih sangat membutuhkan bantuan berupa makanan dan obat- obatan. Bantuan diharapkan dapat secepatnya tiba di delapan desa agar warga tidak sampai kelaparan dan terserang penyakit. Tanaman rusak Selain menyebabkan ribuan warga mengungsi, banjir juga menyebabkan ribuan hektar tanaman penduduk setempat rusak. Tanaman yang terkena banjir itu antara lain kakao, padi, jagung, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran. Di Desa Bunta, kata Atrial, tanaman yang rusak lebih dari 200 hektar, antara lain kakao seluas 187 hektar (ha), padi (35 ha), jagung (13 ha), serta kacang-kacangan dan sayur-sayuran (10 ha) dengan total kerugian sekitar Rp 4 miliar. Jika air tak segera surut, jumlah tanaman yang rusak bukan mustahil akan bertambah. (REI) Post Date : 01 Mei 2006 |