Desa Cukup Air pun Sekarang Krisis

Sumber:Suara Merdeka - 21 Juli 2007
Kategori:Air Minum
KLATEN - Krisis air bersih di Kabupaten Klaten meluas ke desa-desa di dataran rendah lereng Gunung Merapi. Desa Keputran di Kecamatan Kemalang, yang tadinya tidak pernah kesulitan air, mulai kena dampak.

Dalam sepekan ini warga desa tersebut mulai membeli air. Sementara di Desa Ngemplak Seneng, Kecamatan Manisrenggo, debit air sumur milik warga juga menurun.

"Sudah dua pekan ini air mulai sulit didapat. Debit air sumur menurun drastis," ujar Amat, warga Desa Keputran, Jumat (20/7) kemarin.

Dia mengatakan, meskipun 12 desa di Kecamatan Kemalang sejak dulu jadi langganan droping air, khusus Desa Keputran biasanya selalu cukup air. Secara turun-temurun, warganya tidak pernah membeli air karena air sumur selalu mencukupi.

Namun, pada musim kemarau tahun ini debit air sumur tiba-tiba saja turun drastis.

Mesin penyedot air hanya berdengung, tanpa setetes pun air yang keluar. "Baru tahun ini terjadi," tambahnya.

Tiga sumber air, sejak dua pekan lalu juga sudah kering. Haryono, warga Desa Kemalang - yang bertetangga dengan Desa Keputran - mengatakan kesulitan air di Keputran terbilang aneh.

"Setahu saya, sejak dulu desa itu dikenal selalu cukup air. Sekarang, sebagian warganya malah membeli air di Kemalang," ujar dia.

Turun 25 Sentimeter

Warga Desa Ngemplak Seneng juga mengalami nasib yang sama. Debit air sumur mereka turun dalam dua pekan ini. Padahal, tahun-tahun sebelumnya mereka selalu kecukupan air.

Rata-rata penurunan ketinggian air di sumur penduduk adalah 25 sentimeter.

"Kalau diambil, airnya cepat habis. Pada pagi keesokan harinya, barulah ada air lagi," ujar seorang warga. "Tadinya hal semacam ini tak pernah terjadi."

Camat Kemalang Herlambang Budi Santoso mengatakan, warga Desa Keputran pun sekarang sudah mengajukan permohonan untuk mendapatkan droping dir.

"Jadi, seluruh desa se-Kecamatan Kemalang telah kesulitan air," katanya.

Dikatakan, tadinya hanya 12 desa yang selalu kesulitan air pada setiap musim kemarau. Desa-desa itu adalah Tegalmulyo, Sidoerjo, Tlogowatu, Balerante, Panggang, Bawukan, Kemalang, Kendalsari, Bumiharjo, Tangkil, Talun, dan Dompol.

Dia menduga, meluasnya kelangkaan air hingga Desa Keputran yang terletak di dataran lebih rendah, disebabkan oleh rusaknya daerah tangkapan air di puncak Merapi akibat kerusakan hutan.(H34-58)



Post Date : 21 Juli 2007