DEPOK - Dinas Kesehatan Kota Depok mengambil sampel dari 40 depo air minum yang tersebar di enam kecamatan di wilayah itu pada 18-25 Agustus. Hal ini dilakukan untuk mengawasi kualitas air minum di kota tersebut.
Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Depok Elin Herliana mengatakan sampel-sampel yang diambil akan dikirim ke laboratorium pengujian Departemen Teknologi Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor untuk diperiksa. "Begitu dapat sampelnya, langsung kami kirim ke Bogor hari itu juga," tuturnya kemarin.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisika, kimia, dan bakteriologi. Pada pemeriksaan fisika, akan dilihat tingkat warna, bau, dan kekeruhan air. Pada pemeriksaan kimia, dilihat kandungan zat besinya, sedangkan pada pemeriksaan bakteriologi, dilihat dari kandungan bakteri E-Coli dan Coliform.
Kemarin petugas dinas kesehatan mengambil sampel di sembilan depo air minum. Satu di antaranya depo Kartika di Kompleks Hankam, Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Kecamatan Cimanggis, Depok. Di lokasi tersebut, Karnadi, staf Bidang Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Depok, mengambil sampel air minum, lalu dimasukkan ke tabung berisi cairan H2S atau asam sulfida.
Jika dalam waktu 1 x 24 jam warna air di dalam tabung berubah menjadi biru atau hitam, maka air itu positif mengandung bakteri. "Ini pemeriksaan secara kualitatif dan bisa dilakukan secara mandiri," ujar Karnadi.
Toto, pemilik depo Kartika, mengatakan telah memiliki izin untuk usahanya tersebut. Menurut dia, setiap tahun pihak puskesmas juga rutin melakukan pengecekan ke deponya. Dia mengemukakan, umumnya air di deponya habis dalam waktu 2-3 hari. "Dalam sehari rata-rata ada 60-70 galon habis," ujarnya.
Menurut Karnadi, jika dari hasil pengambilan sampel ini terbukti ada kualitas air yang tidak layak, dinas kesehatan akan melakukan sosialisasi dan memberikan saran-saran. "Untuk pencabutan izin, rasanya tidak," katanya.
Ia menjelaskan, dari 40 sampel yang diambil pada 2008-2009, 20 persen di antaranya tidak memenuhi syarat secara kimia dan 10 persen tidak memenuhi kualifikasi secara bakteri. Adapun hasil pengujian sampel yang diambil saat ini baru bisa diketahui dua pekan mendatang. TIA HAPSARI
Post Date : 26 Agustus 2009
|