Denpasar Dilanda Banjir

Sumber:Kompas - 24 Maret 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Denpasar, Kompas - Ratusan rumah di Denpasar, Bali, Jumat (23/3), terendam banjir menyusul hujan lebat yang mengguyur sejak dini hari. Genangan air di sejumlah lokasi sempat mencapai satu meter.

Daerah terparah adalah Desa Pemecutan Kelod, Denpasar. Air surut menjelang senja setelah sejumlah pintu air di Sungai Tukad Mati dibuka dan sejumlah tanggul dijebol agar air bisa keluar dari permukiman.

Angin yang menyertai hujan juga menumbangkan beberapa pohon, salah satunya di Jalan Gatot Subroto, sehingga menyebabkan kemacetan.

Dua perahu karet Badan SAR Nasional Bali dan Kepolisian Daerah Bali disiagakan di ujung Jalan Pura Demak, Pemecutan Kelod, untuk evakuasi. Sebagian warga memilih tetap di rumah.

Sura Adnyana, Kepala Subdinas Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Bali, mengatakan, air meluap ke permukiman akibat ada bagian tanggul Tukad Mati yang jebol sepanjang 20 meter.

Wayan Dirta, warga yang tinggal di pinggir sungai, mengaku, air menggenangi halaman rumahnya pada pukul 09.00 Wita. Dia dan keluarganya tidak mengungsi karena rumahnya tidak tergenang.

Hujan deras mengguyur Denpasar sejak dini hari hingga pukul 08.00 Wita dan secara periodik turun hingga senja. Luapan air setinggi hingga satu meter terjadi 2003. Ketika itu belum banyak bangunan di Pemecutan Kelod.

Kemarin siang Wali Kota Denpasar Puspayoga meninjau lokasi banjir. Ia mengatakan, fisik drainase sudah baik, tetapi akan dicek ulang seluruhnya agar tidak terulang ada tanggul jebol. Dinas Pekerjaan Umum Denpasar diperintahkan untuk memperbaiki.

Kepala Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar Widodo Sulistyo mengungkapkan, curah hujan berintensitas tinggi diperkirakan masih akan turun hingga awal April, sebagai masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau.

"Secara meteorologis ditemukan gangguan sirkulasi udara beberapa hari ini sehingga berpotensi membentuk awan dan turun hujan deras dari Jawa Timur hingga Nusa Tenggara Timur, termasuk Bali. Diharapkan masyarakat waspada akan banjir, tanah longsor di daerah rawan longsor, dan angin kencang," katanya.

Tiga orang tewas

Sementara itu, tiga orang tewas akibat tertimbun longsoran tanah menyusul hujan deras semalaman di Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, sekitar pukul 03.00.

Ketiga korban tewas adalah Tukimin (60) dan istrinya, Sugiyem (45), serta cucu lelakinya, Bambang Eko Pratomo (5). Mereka tinggal serumah dengan Katmiyatin (21) dan Dwi Nurcahyo (3), pemilik rumah. Penghuni rumah tertidur lelap malam itu.

Katmiyatin yang malam itu mendengar suara gemuruh tidak menyadari sebagian rumahnya tertimbun. Ia tidur di bagian timur dan korban di bagian barat.

Evakuasi korban baru dimulai pukul 07.00 setelah Katmiyatin mengetahui hal itu saat bangun tidur pukul 06.00. Jenazah baru bisa dievakuasi sekitar pukul 09.00. Butuh waktu sekitar satu jam berjalan kakijarak sekitar enam kilometer dari jalan desa.

Rumah itu tertimbun longsoran Bukit Gempong, tingginya sekitar 10 meter, salah satu bukit di Pegunungan Seribu. Sekitar 600 warga bermukim di lereng ini.

Hujan mengguyur daerah tersebut dari Kamis siang sampai Jumat pagi. Kemungkinan warga di daerah itu akan direlokasi.

Sementara wilayah Pacitan juga banjir. Salah satu titik banjir terparah adalah di jalan Raya Pacitan-Ponorogo Kilometer 10, di perbatasan Arjosari-Tegalombo. Air Sungai Grindulu meluap ke jalan raya hingga satu meter. Jalur transportasi keluar masuk Pacitan terputus.

Di Desa Kanoman dan Tayuban, Kecamatan Panjatan, Kulon Progo, DI Yogyakarta, sejak Kamis sore puluhan hektar sawah yang baru ditanami 10 hari terendam banjir akibat Sungai Heisiro meluap.

Belum ada laporan korban di permukiman. Namun, dikhawatirkan kerugian terbesar adalah kemungkinan kegagalan tanam padi jika air tak segera surut. (BEN/ANS/ONI/ENY)



Post Date : 24 Maret 2007