Dengan Takakura, Sampah Jadi Sahabat

Sumber:Suara Merdeka - 04 Agustus 2011
Kategori:Sampah Luar Jakarta

SUDAH menjadi hukum alam, setiap kegiatan yang dilakukan mahluk hidup pasti menghasilkan limbah. Di kalangan masyarakat, hasil akhir tersebut lebih dikenal dengan sebutan sampah. Berbagai penelitian menyimpulkan, setiap hari seseorang mampu menghasilkan 500 gr sampah.

Hmm.. bisa dibayangkan berapa kilogram sampah yang dihasilkan dalam satu RT yang terdiri atas 150 orang? Belum lagi timbunan sampah yang bakal terbentuk oleh kota seperti Semarang yang berpenghuni 1,5 juta jiwa dalam setahun. Menurut jenisnya, sampah Kota Semarang terdiri atas 65% sampah organik.

Menilik persentase yang besar, sampah itu sebanding dengan potensi untuk diolah menjadi kompos. Menurut Ketua Yayasan Bina Karta Lestari (Bintari)  di Jl Tirto Agung Barat V/21 Pedalangan Banyumanik, Danny Yustiniadi, pemanfaatan sampah organik menjadi pupuk kompos dapat mereduksi 62% timbunan sampah ke TPA. Selain mengurangi beban TPA, langkah yang bisa dilakukan baik perorangan maupun industri rumahan itu akan membantu mengurangi biaya transportasi dari TPS ke TPA.

”Umur TPA dalam menampung sampah akan bertambah panjang,” kata Danny. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah Takakura. Metode itu memanfaatkan sampah organik rumah tangga menjadi pupuk dengan cara mudah dan tidak menimbulkan bau. Selain itu, tergolong praktis mengingat tidak membutuhkan lahan luas.

Langkah pertama yang harus dilakukan, menurut Danny,  menyiapkan keranjang yang sudah dilapisi bagian dalamnya dengan karpet, kardus, dan bahan lainnya yang kedap udara. Buat  bantalan berisi sekam dengan ukuran sesuai dengan besar dan bentuk dasar keranjang. Selanjutnya native microorganisme (NM) dimasukkan hingga 60% dari volume keranjang.

”NM adalah mikroorganisme dari lingkungan yang dikembangkan di media sekam dengan mendapat asupan nutrisi dari bekatul dan tetes tebu,” ungkapnya. Proses selanjutnya, mencacah dan memasukkan sampah organik ke keranjang. Sampah harus sesegera dimasukkan ke dalam keranjang.

”Tidak boleh dibiarkan di udara bebas karena dapat mengundang lalat dan memunculkan belatung saat dimasukkan ke dalam keranjang. Jangan lupa mengaduk dan mencampur rata dengan NM,” tuturnya.

Dia juga mengingatkan untuk membuat posisi sampah tertimbun seluruhnya dengan NM. Setelah itu keranjang ditutup rapat agar serangga tidak bisa masuk. ”Langkah ini sangat praktis dan efektif mengurangi timbunan sampah,” imbuhnya. (Roosalina-61)



Post Date : 04 Agustus 2011