Perjuangan Tirto Utomo saat membangun pabrik ‘air putih’ mirip perjuangan para founding fathers Republik ini. Tidak berlebihan jika ada salah seorang karyawan Danone Aqua menyebut manajemen yang dibangun para pendiri dan penerusnya sebagai manajemen kasih atau cinta.
Sumbangsih industri air minum dalam kemasan (AMDK) dalam memberi warna kemerdekaan Indonesia juga lumayan besar. Namun dari sekian banyak pemain AMDK, boleh jadi hanya Danone Aqua yang sejak lahir hingga sekarang tetap konsisten untuk peduli kepada bangsa.
Secara periodik, perusahaan yang pada awalnya dikelola PT Golden Mississipi itu menyelenggarakan berbagai aktivitas positif di bidang sosial, pendidikan, kesehatan, dan pelestarian lingkungan.
Saat pabrik air mineral dalam kemasan ini akan didirikan dan mencari lokasi pabrik di Bekasi, Jawa Barat, pada 1973, para pendiri Aqua sudah melibatkan masyarakat setempat.
Saat pabrik didirikan, para pendiri mengajak masyarakat setempat untuk ambil bagian. Lokasi pabrik pertama Aqua di Bekasi juga diperoleh berkat simbiosis antara tokoh setempat dan pendiri Aqua.
Meskipun tidak lagi memanfaatkan bahan baku konvensional, manajemen tetap mempertahankan pabrik pertama di Bekasi hingga sekarang sehingga bisa menghidupi masyarakat sekitar.
Demikian pula saat Aqua bermitra dengan Danone, perusahaan air mineral ini berkomitmen untuk meningkatkan kualitas produk dan memberikan kesehatan kepada sebanyak mungkin penduduk Indonesia melalui minuman, yang tidak saja sehat, tapi juga berkualitas. Kemitraan ini semakin memperkuat posisi Danone Aqua sebagai produsen air minum dalam kemasan terbesar di Indonesia.
Siapa yang tidak mengenal Aqua? Masyarakat Indonesia dari Sabang hingga Merauke pasti mengenalnya. Yang menarik, kesuksesan Aqua itu diperoleh karena perusahaan ini sejak lahir hingga sekarang terus berkomitmen untuk memberi. Tidak berlebihan jika ada salah seorang karyawan Danone Aqua menyebut manajemen yang diba ngun para pendiri dan penerusnya sebagai manajemen kasih atau cinta.
Di dalam kasih ada kepedulian, termasuk peduli kepada lingkungan, tempat di mana perusahaan yang didirikan Tirto Utomo itu mendapatkan berkah dan akhirnya meraih kesuksesan hingga saat ini. Manajemen seperti itulah yang terus dilestarikan hingga sekarang. Nilai-nilai seperti inilah yang sekarang menjadi komitmen manajemen Danone Aqua dan keluarga besarnya.
Perjuangan yang dilakukan Tirto Utomo saat akan membangun pabrik `air putih' untuk diminum tanpa dimasak itu mirip dengan perjuangan para founding fathers untuk membebaskan bangsa ini dari belenggu penjajahan. Dia terus berjuang meski diejek, "Air minum yang gampang diperoleh dan ada di manamana, kok dijual."
Meskipun banyak rintangan dan berjalan tertatih-tatih, Tirto Utomo terus melanjutkan misinya memproduksi air minum sehat dan layak dikonsumsi seketika tanpa dimasak. Siapa sangka Aqua sekarang berjaya dengan volume penjualan AMDK terbesar di Indonesia. Setelah bermitra dengan Danone, raksasa bisnis makanan dan minuman sehat asal Prancis, bendera usaha Aqua semakin berkibar. Semakin terarah Waktu terus berlalu, dan kiprah Aqua semakin terarah, terutama dalam melaksanakan program lingkungan dan sosialnya. Seperti apa tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) Danone Aqua?
Dalam soal yang satu ini, baik sang pendiri Tirto Utomo maupun Danone benar-benar berkomitmen tinggi. Sebelum pabrik pertamanya di Bekasi berdiri, Tirto Utomo sudah memikirkan bagaimana membuang limbah kemasannya agar tidak mencemari atau merusak lingkungan. Dia juga sudah berpikir dan mempraktikkan bagaimana memelihara lingkungan agar sumber air tidak habis.
Di bidang sosial, Tirto Utomo sudah berpikir dan merencanakan secara komprehensif bagaimana memberdayakan warga di sekitar pabrik se hingga mereka dapat memanfaatkan dari keberadaan Aqua. Sebelum program CSR populer seperti sekarang, Tirto Utomo melalui Aqua-nya sebenarnya sudah mempraktikkannya, dan komitmen itu berlanjut hingga sekarang. Dia rupanya berprinsip praktik dulu, teori kemudian.
Saat ini, Danone Aqua telah memiliki 14 pabrik yang tersebar di berbagai daerah. Semuanya memiliki standar CSR yang sama. Apalagi setelah Danone bersinergi ke PT Tirta Investama, program CSR yang dilakukan benar-benar riil, bukan basa-basi. "CSR yang kami lakukan bukan sekadar bagi-bagi uang setelah ada proposal masuk ke kami. Tapi kami terlibat ikut di dalamnya sehingga kami menjadi bagian dari masyarakat, karena kami memang hidup dari sini," ungkap pimpinan Danone Aqua Parmaningsih Hadinegoro.
Komitmen dan peduli kepada masyarakat, lingkungan, dan bangsa kini sudah menjadi napas Danoe Aqua. Bahwa dari komitmennya itu Danone Aqua mendapatkan berbagai penghargaan dari berbagai instansi, itu merupakan konsekuensi logis perusahaan ini menerapkan manajemen cinta, tidak saja ke dalam, tapi juga keluar.
Komitmen itu terbukti telah membawa hasil cemerlang dan layak ditiru oleh perusahaan-perusahaan lain jika memang mereka ingin eksis dalam mengembangkan bisnis. Danone Aqua telah membuktikannya. Gantyo Koespradono
Post Date : 16 Agustus 2010
|