DEMO KESULITAN AIR DI DUWETREJO; Kelompok Tani Wanita Arak Anggota DPRD

Sumber:Kedaulatan Rakyat - 16 September 2005
Kategori:Air Minum
WONOSARI (KR) - Kelompok Tani Wanita (KTW) Pedukuhan Duwetrejo, Desa Karangtengah, Kecamatan Wonosari Gunungkidul melakukan aksi protes menyusul kesulitan air yang melanda warganya. Didorong rasa jengkel, ibu-ibu yang jumlahnya sekitar 75 orang itu mengarak anggota DPRD Gunungkidul dari Fraksi Kesatuan Umat (FKU) Barid Hamroni ke sumber air Gua Bening yang kini kering.

"Kami mempunyai tiga sumber air yang sekarang disedot PDAM. Tetapi warga di sini kesulitan air," kata Ketua KTW Duwetrejo Bastini (40) kepada wakil rakyat dari PKS, baru-baru ini.

Awalnya wanita tani ini mengundang anggota DPRD Barid Hamroni, karena ia termasuk daerah pemilihannya. Dalam pertemuan disampaikan berbagai keluhan, di mana Duwetrejo yang mempunyai sumber air Gua Bening, Gua Bener dan Gempur ini saat kemarau justru kesulitan air. Air yang dikelola Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Wonosari ini tak mengalir lancar. Bahkan kadang macet sama sekali, sehingga warga kelabakan.

Sementara untuk mengambil air di Gua Bening tidak mungkin karena setelah disedot tidak menyisakan genangan yang dapat diambil. "Sehingga terpaksa mengatur untuk mandi dan cuci," tambahnya.

Sebelum tahun 1997 tiga gua ini menjadi andalan warga untuk mencukup kebutuhan air. Mereka memang harus rela mengambil air dengan cara memikul, menggendong maupun menggotong dengan melewati jalan terjal dan menanjak. Ketika ada tawaran dari pemerintah akan dikelola oleh PDAM Wonosari dan warga dapat suplai lewat hidran umum, disambut suka cita.

Menurut perkiraan, mereka tidak lagi harus susah payah mengambil air langsung ke gua, tetapi dapat menikmati air tanpa harus susah payah.

Tetapi impian tersebut ternyata tak berlangsung lama. Karena ternyata, meski ada hidran umum, warga tak dapat menikmati sebagaimana gambaran sebelumnya. Bahkan hidran umum tersebut kini berbalik sebagai bangunan batu yang tak berisi air. "Akibatnya kebutuhan air menjadi kacau balau," tambah Dukuh Suwetrejo Kasno.

Warga hanya berharap, ada kelancaran layananan air ke warga setempat dan meminta tambahan hidran umum. Selain juga meminta kompensasi sebagai warga yang mempunyai tiga sumber air dan dimanfaatkan untuk banyak daerah, agar mendapatkan pengurangan beban biaya yang harus ditanggung. Bahkan mereka mengharap adanya sambungan rumah (SR) di Duwetrejo. "Sekarang ini warga di sini seperti ikan mati dalam kedung," ujarnya.

Anggota DPRD Gunungkidul Barid Hamromi setelah melakukan dialog dan melakukan perumusan masalah serta mencatat harapan-harapan warga masyarakat, berjanji akan mendialogkan dengan pemerintah dalam hal ini PDAM Wonosari.

Sekarang, katanya, belum dapat memberikan jawaban, sebelum bertemu dengan ekskutif. Namun pihaknya akan berjuang sekuat tenaga agar harapan warga masyarakat Duwetrejo terkabul. (Ewi/Her)-d

Post Date : 16 September 2005