|
KUDUS- Meski permukaan air perlahan surut, delapan desa di Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus masih terisolasi. Desa-desa tersebut berada di bagian timur, yakni Desa Larikreko, Wonosoco, Medini, Terangmas, Berugenjang, Wonosoco, Sambung, dan Kutuk. Akses ke desa tersebut masih tertutup air dengan ketinggian mencapai 1 meter. Bahkan, di beberapa bagian ada yang mencapai sekitar 2 meter. Sawah di kawasan itu juga masih terendam air. Akibatnya warga tertahan di rumah masing-masing. Meski demikian, ada pula yang sudah berhasil diungsikan, terutama usia lanjut, perempuan, dan anak-anak. Bersama relawan, Suara Merdeka mendekat ke Desa Larikrejo. Dari jalan raya Kudus-Purwodadi perjalanan dengan perahu karet ditempuh waktu kurang lebih 1 jam. Di sana, beberapa warga yang bertahan langsung mendekat untuk meminta makanan. Sejak banjir dua hari lalu, mereka mengaku jarang mendapat bantuan. Sementara itu, permukaan air di Kali Wulan menyusut. Hal serupa juga terlihat di Jalan Raya Kudus-Purwodadi. Meski demikian, jalur tersebut masih belum bisa dilewati. Bupati Kudus HM Tamzil mengatakan, pihaknya telah berusaha maksimal untuk membantu para korban. "Saya telah mengerahkan semua instansi untuk membantu. Selain itu, saya juga berpesan agar kesehatan para pengungsi diperhatikan," katanya. Selain Kecamatan Undaan, banjir juga melanda Kecamatan Kaliwungu. Setidaknya ada tujuh desa yang tergenang. Tujuh desa tersebut yakni Desa Setrokalangan, Garung Kidul, Prambatan Lor, Prambatan Kidul, Kedungdowo, Banget, Blimbing Kidul. Kedalaman rata-rata mencapai satu meter. Genangan air terdalam terdapat di Desa Setrokalangan. Desa tersebut memang sering mengalami musibah banjir saat musim hujan tiba. Salah seorang aparat kecamatan yang bertugas di posko, Mangun mengatakan, sebagian besar yang terkena banjir berupa persawahan. "Hanya Desa Setrokalangan saja yang parah. Airnya masuk hingga pemukiman sehingga beberapa penduduk terpaksa mengungsi." Areal terluas yang digenangi air berada di Desa Banget. Air di desa itu menggenangi 95 hektare dari 295 hektare lahan. Mangun juga menjelaskan, penduduk yang mengungsi ditempatkan di salah satu gudang yang berada di jalur lingkar barat. Kebetulan, lokasinya tidak jauh dari pemukiman. Solo-Surabaya Lumpuh Sementara itu jalur darat lintas selatan Solo-Surabaya, kemarin masih lumpuh. Penyebabnya, banjir besar masih terjadi di Watualang dan Jurbong, Ngawi. Air kali yang meluber menggenangi akses jalan utama Solo - Surabaya itu masih setinggi sekitar satu meter. Sementara banjir yang menggenangi jalan raya di Pondok, Desa Jatisumo, Sambungmacan, pukul 08.00 kemarin sudah surut. Begitu pula luapan air yang menggenangi jalan raya di ruas jalan Ganggang, Dadung dan Ngrancang, Kecamatan Mantingan, Ngawi sudah surut. Namun rombongan truk dan bus besar, terpaksa berhenti di Gendingan, Ngawi karena jalan raya Watualang dan Jurbong, masih banjir. ''Kalau nekat pasti terjebak kemacetan, karena di Watualang sekitar 5 Km arah barat Ngawi, masih banjir,'' tutur Mujiono warga Gendingan, Ngawi, kemarin.(H35, H50, J18,nin-23,46) Post Date : 30 Desember 2007 |