Delapan Desa Masih Terendam Luapan Kali Lamong

Sumber:Koran Sindo - 31 Maret 2011
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

GRESIK – Memasuki hari keenam banjir luapan Kali Lamong, Gresik, Jawa Timur, masih merendam delapan desa di tiga kecamatan. Informasi yang diperoleh Satuan Pelaksana Bantuan Penanggulangan Bencana (Satlak BPB) Gresik, delapan desa yang terendam adalah Desa Cermen Lerek, Kecamatan Kedamaian;

Desa Iker Iker Geger, Tambaksari, Jono, Pandu, Morowudi, dan Dungus, Kecamatan Cerme; lalu Desa Watangrejo, Kecamatan Duduksampeyan.“Ketinggian air masih 80 cm hingga 1 meter.Paling parah terjadi di Desa Cermen Lerek dan Iker Iker Geger,” kata Koordinator Tanggap Siaga Bencana (Tagana) Gresik Abdul Muchid kemarin. Hingga sore kemarin,ada ribuan rumah yang masih terendam.

Sebanyak 400 rumah di Tambakberas, 400 di Jono, 200 di Dungus, 800 di Morowudi, dan 300 di Desa Pandu terendam. Adapun di Kecamatan Duduksampeyan, air masih menggenangi Dusun Dalaem Rejo, Watang, dan Ambengambeng. Banjir terparah terjadi di Desa Cermen Lerek. Pengakuan Kades Sukardi, ada sekitar 150 unit rumah yang terendam air mencapai 160 cm. Air tersebut sulit keluar karena kondisinya rendah dari Kali Lamong.

Hal itu disebabkan ada 1 titik tanggul yang jebol sepanjang 4 meter. “Keadaan ini makin memperparah banjir Cermen Lerek karena secara geografis, desa kami terletak di cekungan. Sekitar 90% dari 150 rumah yang ada tergenang banjir,”ujarnya. Sementara itu, jalur pantura Gresik–Lamongan masih terjadi kemacetan karena sebagian badan jalan tergenang. Bahkan, sepanjang jalan dari Watangrejo hingga Desa Tirem,Kecamatan Duduksampeyan, rusak parah karena aspalnya tergerus.

“Tetap jalan merambat.Karena jalannya sudah rusak.Makanya sebagian kami alihkan ke Jalan Deandles,”ujar Kasat Lantas Polres Gresik AKP Satria Permana. Lamanya banjir luapan Kali Lamong surut diperkirakan karena terjadi pasang. Selain itu, di muara Kali Lamong tepatnya dekat Pula Galang terdapat DUKS milik UD Jatisari yang ilegal. Pasalnya bila terjadi bongkar kayu, dipastikan arus akan terhambat.

“Kalau ada bongkar kayu,semua tertutup, paling nelayan hanya dikasih jalan sekitar 1 meter saja secukupnya perahu. Ini yang dapat menghambat aliran air Kali Lamong. Akibatnya air meluber karena tertahan,” ujar salah seorang kepala desa di sekitar Kali Lamong yang enggan disebutkan namanya. Dermaga khusus kayu di Desa Karang Kering,Kecamatan Kebomas,diduga belum memiliki izin operasional.

Sejak operasional 2003 lalu, belum dilengkapi amdal, UPL/UKL, dan hanya memiliki izin pengelolaan kayu. Ironisnya, pemerintah maupun Adpel terkesan tutup mata. Secara terpisah, Direktur Eksekutif Ecoton (Ecological Observation and Wetlands Conservation) atau Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) Prigi Arisandi mengatakan banyak faktor yang menyebabkan banjirnya Kali Lamong.Salah satunya adalah pembangunan Teluk Lamong.

“Persoalannya kompleks. Kalau berbicara sungai, harus mulai hulu sampai ke hilir,”kata dia. Menurut Prigi,pembangunan Kali Lamong menimbulkan dampak yang buruk terhadap lingkungan.Pendangkalan Teluk Lamong mengakibatkan arus air di muara menjadi tersendat. Akibatnya arus air yang seharusnya masuk laut di muara sungai mengalir merambat.

Pakar lingkungan Universitas Airlangga Surabaya Suparto Wijoyo mengatakan, penyebab banjir Kali Lamong karena adanya reklamasi di Teluk Lamong. Pada 2005 lalu, dia sempat menolak,tapi Pemerintah Kota Surabaya tetap mengizinkan reklamasinya. “Gubernur Jatim saat itu juga sempat menolak,”ungkapnya. deny bachtiar/ashadi ik



Post Date : 31 Maret 2011