|
LUMAJANG - Akibat aksi penjarahan hutan dan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di wilayah Kota Pisang mulai terasa eksesnya. Diperkirakan, akibat aksi penjarahan dan penebangan liar yang dilakukan warga yang terjadi usai reformasi 1998 sumber air mengalami pengecilan debit. Ajun Administratur Perhutani Lumajang Mardjojono mengatakan mendapat laporan LSM di Lumajang adanya pengecilan debit air itu. "Memang ada laporan soal pengecilan debit dari LSM di Lumajang," kata Madjojono baru-baru ini. Bahkan, dia tidak mengelak terjadi penurunan debit itu. Pasalnya, wilayah hutan lindung yang di kelola Perhutani banyak yang digarap masyarakat. "Sebenarnya itu bukan hal yang baru. Sebab, kami sudah berusaha melakukan pencegahan atas perusakan lahan hutan di Kota Pisang sejak lama," imbuhnya. Termasuk, pengetatan pengawasan terhadap aktivitas warga di hutan. Yakni, dengan pembangunan pos-pos penjagaan di wilayah yang rawan illegal logging. Dia menyebut di kawasan hutan Bungkus di Desa Kenongo, Kecamatan Gucalit, mengalami penurunan debit air yang cukup signifikan. Bahkan, sumber-sumber air yang berada di DAS (daerah aliran sungai) Bondoyudo juga mengecil. Bahkan, bila tidak segara dilakukan pencegahan secara konkret dikhawatirkan sumber-sumber air ini terus mengecil debitnya. Tapi, pria asal Banyuwangi ini mengaku belum mengetahui data resmi berapa persen penurunan debit air di DAS Bondoyudo. Pasalnya, yang melakukan penelitian secara detail soal itu adalah Balai Konservasi Sumber Daya Air (BKSDA). "Yang jelas menurun drastsi. Tapi angkanya sejauh mana saya belum tahu persis," ungkapnya. Untuk itu, ia berharap agar masyarakat yang berada di daerah pinggiran hutan bisa mengerti dan sadar pentingnya hutan bagi sumber air. Sebab, bila hutan terus ditebangi tanpa ada rehabilitasi akan berpengaruh atas hajat hidup orang banyak. "Saya harap masyarakat di sekitar hutan sadar akan hal itu," terangnya. Termasuk aksi pencurian kayu hutan atau sering dikenal Illegal logging juga menjadi perhatiannya. Sebab, aksi illegal logging masih marak di hutan Lumajang. Meski tidak terlalu besar, aksi illegal logging ini juga mempengaruhi kelestarian hutan. Untuk itu, pihaknya saat ini sedang melakukan koordinasi dengan semua pihak yang terkait. Yakni antara Dinas Kehutanan (Dishut) dan Pemkab Lumajang. "Saya masih koordinasikan soal itu," tandasnya. (aro) Post Date : 25 April 2005 |