|
TEGAL- Debit air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Tegal yang diterima dari Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) Jateng di Slawi, Kabupaten Tegal, mengalami penurunan lima persen sejak kemarau, dua bulan ini. Debit air sebelumnya mencapai 250 liter per detik. Turunnya debit air yang diterima, Kasubag TU PDAM Tegal Bunasir menduga pada sumber PDAB di Kaligiri, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Tegal, yang juga mengalami penurunan. Sebab curah hujan sangat rendah, bahkan nol sejak dua bulan lalu. Penurunan debit air sedikit-banyak berpengaruh pada kelancaran distribusi air pada pelanggan, sehingga air ledeng tidak mengalir dengan lancar, bahkan terkadang macet. Kondisi tersebut antara lain dialami pelanggan di Kelurahan Randugunting, Mintaragen, Muarareja, dan Margadana. Macetnya aliran PDAM sejak dua tahun terakhir, yang dialami pelanggan di Kelurahan Muarareja, seperti diberitakan sebelumnya, ternyata dialami juga pelanggan di Margadana. Sebab, wilayah tersebut merupakan wilayah ujung. Debit air yang menurun mengakibatkan menara air milik PDAM tidak dapat menambah tekanan air, sehingga aliran air tidak mencapai wilayah tersebut, sejalan dengan bertambahnya pelang- gan. "Saat ini kami mempunyai 14.000 pelanggan." Kebutuhan air bersih wilayah Tegal, kata Bunasir, mencapai 2.600.000 liter per detik per bulan. Selama musim kemarau, PDAM menjual air melalui pipa dengan harga Rp 275 liter/m3. Sementara itu, sejumlah pelanggan yang meminta didrop dari truk tangki, air dijual dengan harga Rp 800 per m3. Tidak ada kenaikan harga dibandingkan dengan sebelumnya. PDAM membeli air dari PDAB dengan harga Rp 17.500 per m3. Satu meter kubik sama dengan 1.000 liter air. Bunasir menyatakan selalu berkoordinasi pada PDAB untuk meminta tambahan debit air pada PDAB. Selain itu, pihaknya mengusulkan supaya PDAB mencari sumber-sumber air baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. (H26-29s) Post Date : 21 Juli 2006 |