Debit Air PDAM Turun Drastis

Sumber:Kompas - 26 Agustus 2009
Kategori:Air Minum

Sukabumi, Kompas - Debit air baku yang bisa diproduksi oleh Perusahaan Daerah Air Minum Kota Sukabumi turun dari 450 liter per detik menjadi 242,23 liter per detik pada musim kemarau ini. Akibatnya, distribusi air kepada 22.000 pelanggan harus dilakukan dengan sistem gilir.

Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Sukabumi Sulaeman Muchtar, Selasa (25/8), mengatakan, sistem gilir terpaksa dilakukan agar semua pelanggan mendapatkan jatah. "Dengan debit air baku yang terus turun pada musim kemarau, sistem gilir menjadi pilihan sulit. Namun, yang terpenting semua pelanggan tetap mendapat air walaupun tidak bisa lancar seperti ketika debit air normal," kata Sulaeman.

Dengan sistem gilir, ada waktu tertentu pelanggan tidak mendapatkan air. Untuk permukiman yang tidak terlalu padat, pelanggan tidak mendapatkan air selama enam jam berturut-turut. Adapun di permukiman padat, interval distribusi bisa mencapai 18 jam. Seorang pelanggan PDAM di Jalan Siliwangi, Kota Sukabumi, Reza Kridaswara (25), mengatakan, di wilayahnya air tidak mengalir dari pukul 09.00 sampai pukul 15.00. "Distribusi yang tidak lancar itu sudah berlangsung dua minggu lebih," ungkap Reza.

PDAM Kota Sukabumi mendapatkan air baku dari tiga sumber utama di Kabupaten Sukabumi, yakni Curug Cinumpang, Kecamatan Kadudampit; mata air Batu Karut di Kecamatan Sukaraja; dan Cigadog, Kecamatan Sukabumi. Pada kondisi normal, air baku dari Cinumpang mencapai 250 liter per detik, tetapi kini hanya 140,89 liter per detik.

Air baku dari mata air Batu Karut pada kondisi normal mencapai 150 liter per detik, tetapi kini hanya 53 liter per detik. Dari Cigadog, air baku sebanyak 50 liter per detik pada kondisi normal, tetapi kini tinggal 35 liter per detik.

Penurunan debit air baku untuk PDAM itu terjadi setiap hari dan diperkirakan masih terus berlangsung hingga musim hujan tiba. Kondisi ini menjadi keprihatinan pelanggan karena distribusi pasti akan lebih jarang.

Untuk mengurangi penambahan interval distribusi, PDAM Kota Sukabumi memfungsikan kembali 14 sumur bor dari 18 sumur bor yang dimiliki. Dari 14 sumur bor itu diperoleh 100 liter air per detik. Sulaeman mengatakan, penurunan debit air pada musim kemarau diperparah oleh kebocoran saluran distribusi. "Jaringan pipa sudah sangat tua. Ada yang sudah 80 tahun lebih sehingga bocor di mana-mana. Tingkat kebocoran itu 40 persen dari total debit air baku," ujarnya.

Selain karena umur yang sudah tua, jaringan pipa dari Batu Karut ke pusat penampungan di PDAM juga bocor karena kini berada di bawah permukaan Jalan RA Kosasih yang menghubungkan Kota Sukabumi dan Kabupaten Sukabumi. Awalnya, jaringan pipa itu berada bawah permukaan trotoar jalan.

Namun, karena ada pelebaran jalan yang menjadi konsekuensi pertumbuhan kota, sempadan jalan yang semula aman untuk jaringan perpipaan air kini menjadi bagian jalan raya. Jaringan perpipaan di bawah permukaan jalan raya itu sangat mudah bocor karena setiap hari jalan dilalui kendaraan bertonase besar.

Dalam beberapa tahun terakhir sudah ada upaya perbaikan jaringan pipa untuk mengurangi tingkat kebocoran. "Tahun 2007 lalu tingkat kebocoran masih 60 persen, kini sudah turun menjadi 40 persen," kata Sulaeman. (aha)



Post Date : 26 Agustus 2009