|
Purworejo, Kompas - Debit air dari tiga dam di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, makin menyusut. Akibatnya, sekitar 900 hektar sawah hanya mendapat air dengan cara bergiliran. "Kami terpaksa menjalankan pengairan bergilir sistem dropping, dengan cara langsung menggelontor air ke lahan pertanian di desa-desa yang membutuhkan," ujar Kepala Dinas Pengairan Kabupaten Purworejo Sudarmono, Kamis (6/9). Dari 900 hektar lahan yang mendapat gelontoran air tersebut, 400 hektar berada di Kecamatan Grabag bagian barat dan 500 hektar tersebar di Kecamatan Purworejo bagian barat, Kecamatan Gebang bagian selatan, Kecamatan Bayan bagian timur, dan Kecamatan Banyuurip. Areal yang mendapatkan air dari Dam Sudagaran dan Kedungputri ini baru ditanami padi berusia 50 hingga 60 hari. Debit air dari Dam Kedungputri dan Sudagaran saat ini hanya 1.800 liter per detik dan 300 liter per detik. Air bersih Sementara itu, ratusan keluarga di Kota Tegal semakin kesulitan mendapatkan air bersih. Hal itu terutama dialami warga yang berada di daerah pinggiran pantai, seperti di RW 10, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal. Warga yang sebagian besar nelayan dan tukang becak itu harus membeli air dengan harga Rp 1.000 sampai Rp 1.500 per jeriken. Menurut Fatimah (35), warga RW 10, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, kesulitan air bersih sudah terjadi sejak lama, tetapi semakin parah sejak sebulan yang lalu. (EGI/WIE) Post Date : 07 September 2007 |