|
CIANJUR - Debit air di daerah aliran sungai Cikundul-Cilaku di Puncak, Kabupaten Cianjur, mengalami penurunan hingga 70 persen. Bahkan beberapa anak Sungai Cikundul mengering dan menjadi tempat pembuangan sampah. Padahal Sungai Cikundul dan Cilaku menjadi sumber air bersih warga Cianjur. Selain penurunan debit air, kualitas air dua sungai ini cukup memprihatinkan. "Ini akibat penggunaan lahan yang tidak terkendali di daerah resapan air," kata Asep Mulyana, ahli hidrologi pada Water Resource Management Specialist Environmental Services Program USAID Jakarta di Cianjur kemarin. Akibat penggunaan lahan yang tidak terkendali, terjadi perubahan pada kualitas dan kuantitas pengeluaran air dari sungai ini. Bahkan pada beberapa anak sungai, penurunan kualitas dan kuantitas ini terjadi secara bersamaan. Penurunan kualitas air ini, kata dia, berdasarkan pengukuran di 21 titik subdaerah aliran Sungai Cikundul-Cilaku selama Juni dan Juli. Temuan yang dihasilkan antara lain tingginya kandungan padatan tersuspensi atau kekeruhan, peningkatan tingkat konsentrasi jumlah mineral atau zat kimia tertentu, dan peningkatan konsentrasi kegaraman air. Menurut Asep, data yang dikumpulkan selama dua bulan memang belum sempurna karena data yang dikumpulkan idealnya selama satu tahun. Namun, temuan ini bisa memberi gambaran tentang kondisi sungai yang menjadi sumber hidup masyarakat itu. "Apalagi musim kemarau baru berjalan beberapa bulan," katanya. Kondisi ini bisa semakin parah jika kemarau terus berlanjut. Sementara itu, Ketua Forum Pelestari Sub-DAS Cikundul-Cilaku Usep Suparman mengatakan lembaganya akan terus berupaya melestarikan kawasan daerah aliran dua sungai ini. "Perlu dibangun kesadaran bersama bahwa sungai ini untuk kepentingan bersama," kata dia. Apalagi Sungai Cikundul dan Cilaku merupakan salah satu pemasok air untuk Perusahaan Daerah Air Minum Cianjur. Bahkan hampir semua warga Cianjur, terutama warga Cipanas dan Puncak, sangat bergantung pada sumber air ini. DEDEN ABDUL AZIZ Post Date : 25 Juli 2006 |