Debit Air Berkurang 25 Persen

Sumber:Kompas - 03 Oktober 2011
Kategori:Air Minum

Temanggung, Kompas - Debit air dari 18 mata air yang menyuplai kebutuhan air bersih di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, hingga saat ini berkurang sekitar 25 persen. Penurunan itu sebagai dampak dari kemarau panjang selama ini. Untuk itu, Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Agung Kabupaten Temanggung kian gencar mencari sumber-sumber mata air baru guna memenuhi kebutuhan pelanggan.

Kepala Seksi Produksi PDAM Tirta Agung Kabupaten Temanggung Nawawi, Sabtu (1/10), mengatakan, sejauh ini dua sumber air baru telah ditemukan untuk mendukung mata air di Tlahap, Kecamatan Kledung, dan di Pringsurat, Kecamatan Pringsurat. Pada kondisi normal, debit air di 18 mata air tersebut mencapai 400-450 liter per detik, tetapi saat ini hanya 339,94 liter per detik.

Penurunan debit yang cukup signifikan terjadi pada mata air Jumprit yang debit semula 60-65 liter per detik turun menjadi 50 liter per detik, dan mata air Pikatan yang berkurang dari 50 liter per detik menjadi 19 liter per detik. Penurunan debit di 16 mata air lainnya mencapai sekitar 10 persen.

Selain musim kemarau, penurunan debit air ini terjadi karena lokasi sebagian mata air tersebut sudah merupakan daerah tandus dan hanya memiliki sedikit tanaman.

”Daerah mata air Tlahap, misalnya, sudah menjadi lokasi yang tandus dan gersang tanpa tanaman karena lokasi tersebut sudah dirusak melalui penambangan pasir,” ujarnya.

Di Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, delapan sumber air dari 34 mata air yang ada di desa itu berhenti mengalir. Debit dari 22 sumber air lainnya mengecil, dan hanya 4 mata air yang masih memiliki debit yang cukup besar. Kondisi ini sudah berlangsung selama dua bulan terakhir.

Kepala Seksi Pemerintahan Desa Wonolelo Triyanto mengatakan, banyak warga mengantre mengambil air di empat mata air yang masih memiliki debit air besar. Meskipun demikian, air yang tersedia belum mencukupi kebutuhan. Desa Wonolelo terdiri dari 18 dusun dan berpenduduk 1.817 orang.

”Suplai air yang tersedia belum mencukupi. Kami pun terpaksa melakukan kegiatan mandi, cuci, dan kakus di sungai,” ujarnya.

Krisis air bersih juga terjadi di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Air sumur milik sebagian besar warga setempat berwarna kuning keruh. (EGI)



Post Date : 03 Oktober 2011