Debit Air 26 Situ di Depok Turun 30 Persen

Sumber:Suara Pembaruan - 19 September 2006
Kategori:Drainase
[DEPOK] Debit air 26 situ di Kota Depok, Jawa Barat, termasuk enam di wilayah Kampus Universitas Indonesia (UI), menurun sampai 30 persen akibat kemarau panjang dan makin tingginya penyedotan air. Selain itu rendahnya penguapan air menyebabkan suhu udara semakin meningkat, rata-rata 1,3 derajat celcius.

Demikian dikemukakan pengamat lingkungan hidup dari UI, Tarsoen Waryono, kepada Pembaruan, di Depok, Selasa (19/9). Menurut Tar- soen, situ-situ di Depok berfungsi sebagai resapan air. Sebagian situ mendapat suplai air dari Bogor. Kalau suplai air dari Bogor tidak ada maka Depok kekeringan dan dampaknya pastilah ke Jakarta.

"Akibat kekeringan ini suhu udara meningkat, cadangan air tanah turun terus dan intrusi air asin (laut) akan merembes ke tanah. Suhu udara di Depok dan Jakarta naik. Di daerah selatan rata-rata naik 1,3 derajat sedangkan di utara seperti Tanjung Priok kenaikannya sampai 1,45 derajat," jelasnya.

Dikemukakan, permukaan tanah juga ambles. Misalnya, di Jakarta Utara permukaan tanah turun satu sentimeter per tahun.

Menurut staf pengajar Departemen Geografi Fakultas MIPA UI itu dalam penelusurannya ke sumur-sumur di perumahan penduduk sekitar Situ Rawa Besar, dua hari lalu, air sumur yang mendapat suplai dari situ ikut surut hingga 1,75 meter. "Padahal Situ Rawa Besar yang terletak di Depok Jaya, Pancoran Mas, seluas 24 hektare ini, merupakan situ terluas dan terbaik di Depok. Ini merupakan peristiwa alam," katanya.

Selain ke sumur-sumur penduduk, biasanya aliran situ juga merembes ke kawasan UI. Tapi, kini keenam situ di UI tidak lagi kebagian air. Dari Situ Babakan, Situ Ragunan dan Situ Gintung biasanya air mengalir ke daerah Petukangan, Jakarta Selatan. Kini, akibat kemarau panjang air itu tidak mengalir lagi.

"Bahkan kini di situ-situ itu sudah tampak tanda-tanda blooming, hijau berlumut karena teriknya matahari dan air kedalaman semakin berkurang," tandasnya.

Disesalkan

Tarsoen menyesalkan kurangnya kesadaran pejabat dan warga Depok akan wilayah mereka sebagai daerah resapan air. "Selain tidak tahu fungsi situ juga tidak pernah dilakukan sosialisasi yang baik. Sudah lama saya menyarankan agar situ-situ di Depok dijadikan sumber pendapatan daerah dengan menjadikannya resto terapung atau sarana rekreasi air. Selain mendatangkan income, situ-situ akan terpelihara dengan baik dan bersih. Tapi, tak ada program yang jelas," kata pengamat lingkungan itu yang kini menjadi konsultan Proyek Darling (Kesadaran Lingkungan) di Kepulauan Seribu, Jakarta.

Dari 26 situ di Depok hanya delapan yang keadaannya baik sementara yang 18 lagi setengah baik dan tidak baik. Pencemaran air tanah dan suburnya enceng gondok menunjukkan tidak terpeliharanya situ-situ itu. [R-8]

Post Date : 19 September 2006