Bandar Lampung, Kompas - Forum Daerah Aliran Sungai atau DAS Lampung memastikan kondisi DAS di Lampung sudah rusak berat akibat kerusakan hutan dan pertanian lahan kering tanpa konservasi tanah. Forum DAS dan Badan Pengelolaan DAS Lampung menggagas penyelamatan, khususnya DAS Sekampung, melalui pendekatan jasa lingkungan antarpemerintah kabupaten/kota.
Ketua Harian Forum DAS Lampung KES Manik, Rabu (12/8), mengatakan, di Lampung terdapat beberapa DAS, di antaranya DAS Way Seputih, DAS Way Sekampung, dan DAS Mesuji. Menurunnya kualitas DAS di Lampung terjadi akibat kerusakan hutan dan pertanian lahan kering tanpa tindakan konservasi tanah.
Tanpa tindakan konservasi tanah, pertanian lahan kering dengan kemiringan lereng lebih besar dari 8 persen dapat menyebabkan terjadinya erosi sebesar 5-20 ton per hektar per tahun. ”Sementara di Lampung, sebagian besar petani mengusahakan tanaman keras, khususnya kopi, di lahan dengan kemiringan lereng lebih dari 15 persen,” ujar Manik.
Manik mengatakan, tanpa adanya upaya tindakan konservasi tanah di pertanian lahan kering, saat ini sudah terjadi peningkatan laju aliran permukaan dan erosi, menurunnya kesuburan tanah, pendangkalan sungai dan waduk oleh sedimentasi, pencemaran perairan oleh residu pupuk dan pestisida, serta banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau.
Ketimpangan perbandingan debit air pada DAS di Lampung sangat besar. Manik mencontohkan, pada DAS Way Sekampung, debit air saat musim hujan mencapai 84 liter per detik dan pada musim kemarau 1 liter per detik. Adapun pada DAS Way Seputih, debit air mencapai 132 liter per detik saat musim hujan dan 1 liter per detik saat musim kemarau.
”Perbandingan debit air itu sudah tidak ideal,” ujar Manik. Untuk sebuah DAS yang kondisinya masih baik, perbandingan yang ideal adalah 15 hingga 20 liter per detik saat musim hujan dan 1 liter per detik saat musim kemarau.
Forum DAS Lampung meminta Pemerintah Provinsi Lampung untuk segera melakukan penyelamatan terhadap DAS di Lampung secara terpadu. Salah satu DAS yang bisa dipakai sebagai model adalah DAS Sekampung.
DAS Sekampung dipilih karena di wilayah DAS Sekampung terdapat Waduk Batutegi dengan berbagai fungsi. Selain itu, juga melewati beberapa kabupaten/ kota, seperti Tanggamus, Pringsewu, Pesawaran, Lampung Tengah, Lampung Selatan, Lampung Timur, dan Metro.
Forum DAS Lampung mengusulkan DAS Sekampung sebagai model karena 89 persen dari total luas daerah tangkapan Waduk Batutegi seluas 43.404 hektar saat ini sudah kritis. (hln)
Post Date : 13 Agustus 2009
|