Dari Susah,Kini Bisa Menikmati Air Bersih

Sumber:Koran Sindo - 13 Desember 2010
Kategori:Air Minum

SUSAHNYA mendapatkan air bersih yang layak dikonsumsi di beberapa desa di Kabupaten Bojonegoro membuat masyarakat sekitar terpaksa memanfaatkan air yang tidak sehat. Seperti yang terjadi di desa Begadon.

Menurut masyarakat sekitar, air bersih menjadi kebutuhan yang sangat langka sehingga kebanyakan masyarakat memanfaatkan aliran sungai untuk aktivitas seharihari. Mulai dari mandi, mencuci, dan kakus.Berbagai macam kegiatan bersih-bersih dilakukan di sungai yang berwarna cokelat.Dari penelitian sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM),air tersebut bahkan banyak mengandung bakteri.

Surono,warga setempat mengakui, penduduk desa di beberapa lokasi juga ada yang menggunakan air tanah. Namun,kondisi air tanah di desanya cukup memprihatinkan sehingga berbagai penyakit seperti diare merupakan hal yang biasa. Pada pertengahan 2010, LSM FARABI yang digandeng Mobil Cepu Ltd (MCL) melakukan penelitian di sembilan desa dan dua kabupaten. Hasilnya, warga sangat kesulitan air bersih karena sumur tanahnya dangkal dan tidak sehat.

Akhirnya, LSM dan MCL sepakat mencarikan solusi dengan mencari sumber air sehat salah satunya melakukan pengeboran titik air. Koordinator Teknis dari LSM FARABI Indrawan Arif mengakui awalnya kesulitan mencari sumber air bersih.Namun,pihaknya akhirnya berhasil setelah melakukan komunikasi dengan warga setempat untuk mencari titik mata air yang sebelumnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Dengan dibiayai MCL dan swadaya masyarakat, warga pun kemudian melakukan pengeboran di titik mata air tersebut. Hasilnya sangat memuaskan. Warga menemukan beberapa titik air bersih.“Kami langsung lakukan uji laboratorium apakah air itu layak dikonsumsi atau tidak,” kata Indrawan Arif di Desa Brabowan. Setelah dipastikan air tersebut layak dikonsumsi, barulah pihaknya bersama masyarakat membangun menara air.

Gunanya untuk menampung air sehingga pendistribusiannya menjadi merata. Dari situ, pihaknya lalu membentuk Kelompok Pengelola Air Bersih (KPAB) di tiap-tiap desa.Kelompok ini akan melakukan pengelolaan dan perawatan pompa dan menara air. Tukiman, salah satu anggota KPAB, mengatakan, kelompok ini memang dipersiapkan sebagai penanggung jawab dan pengelola menara air.

Menurut Tukiman,masyarakat yang akan memanfaatkan air bersih tersebut hanya cukup membayar iuran Rp750 per kubik.Dana tersebut untuk biaya pemeliharaan.Masyarakat yang tidak pernah mengenal air bersih, dengan keberadaan menara air,bisa menikmati air yang layak. Diaberharappeningkatankesejahteraan ini akan terus berlanjut, bukan hanya menara air,melainkan juga bisa menara-menara lainnya. (helmi syarif)



Post Date : 13 Desember 2010