|
KLATEN (KR) - Sumber air bersih Brondong dan Sentul Klaten Jawa Tengah dimanfaatkan para pengusaha swasta yang bergerak di bidang penjualan air bersih. Setiap hari sejumlah armada tanki mengambil air dari dua sumber air bersih tersebut. Menurut Dede Yoyo, petugas jaga dua sumber air bersih Brondong dan Sentul, kepada KR, kemarin, pengambilan air tidak pernah dibatasi berapa pun jumlahnya. Setiap hari per tanki dikenakan biaya Rp 8.000. Per tanki bisa bolak-balik mengambil air sampai 8-15 kali dengan kontribusi Rp 8.000 per hari, kata Dede. Ditambahkan, pengelolaan sumber air bersih tersebut ditangani oleh dua desa berbeda kecamatan. Sumber air bersih Brondong dan Sentul lokasinya berdekatan hanya dipisahkan jalan selebar 3 meter. Sumber Brondong berada di wilayah Keputran Kemalang, sedangkan sumber air Sentul terletak di Kadilaju Karangnongko Klaten. Karena pengelolaan sumber air tersebut ditangani wilayah masing-masing, maka uang kompensasi juga masuk ke kas pemerintah desa kedua wilayah tersebut. Di Sumber air bersih baik Brondong maupun Sentul setiap harinya tidak kurang dari 10 armada tanki yang datang mengambil air untuk dijual ke daerah-daerah yang sedang dilanda kekeringan. Dede mengatakan, setiap satu tanki yang mengambil air bersih tersebut rata-rata berkapasitas 5.000 liter, maka setiap hari air yang diambil di dua tempat tersebut bisa mencapai 400 ribu liter air. Walaupun setiap harinya diambil airnya, pada musim kemarau panjang sekali pun dua sumber tersebut tak pernah kering, kata Dede. Daerah sasaran penjualan air bersih Brondong dan Sentul antara lain Deles, Wonosari dan Boyolali. Harga air per satu tanki tergantung jarak tempat penjualan air. Di wilayah Deles harganya antara Rp 110-120 ribu per tanki, untuk daerah Wonosari dan Boyolali bisa mencapai 400 ribu per tanki. Karena harga BBM naik, maka harga air bersih juga saya sesuaikan dengan jaraknya, kata Wuryanto salah seorang penjual air bersih . Lebih lanjut Wuryanto mengatakan, setiap harinya harus menyetor kepada pemilik mobil tanki. Namun para pemilik mobil tanki tidak menentukan jumlah uang yang harus disetor setiap harinya. Antara pengemudi dan pemilik armada sepakat bagi hasil sesuai penghasilan yang diperolehnya. (Arf)-c Post Date : 15 November 2005 |