Dari Sampah Bisa Mendulang Rupiah

Sumber:Koran Sindo - 20 Januari 2012
Kategori:Sampah Luar Jakarta
Suasana rumah Ika Yudha, 45 di Jalan Cokrokembang No 11 Kelurahan Krobokan,Semarang Barat sejak Minggu (15/1) lalu tampak berbeda.
 
Dalam lima hari terakhir,rumah tersebut lebih ramai dan sesak. Rumah warna hijau menghadap barat itu lak lagi dihuni oleh anggota keluarganya,namun setiap hari rumah itu juga digunakan untuk menyimpan tabungan sampah dari tetangga- tetangganya.Tumpukan sampah anorganik seperti plastik,kertas,karton,koran, yang sedikit demi sedikit dikumpulkan oleh tetangganya itu bukan berarti tanpa makna. 
 
OlehYudha,sampah-sampah itu juga ia bayar dengan rupiah sesuai dengan kualitas bahan sampahnya. Ya,berawal dari kegalauan akan banyaknya habitus sampah para warganya,Yudha melalui bantuan Lembaga Amil Zakat Al Ihsan (LAZiS) Jawa Tengah menginisiasi membuat bank sampah yang diberi nama Bank Sampah Resik Becik di rumahnya. Walapun diluncurkan belum ada sepekan,kini dia sudah mempunyai 15 nasabah yang setiap hari dengan senang hati menyetorkan sampah plastik dan kertas ke rumahnya. Untuk sampah plastik bekas bungkus kopi instan dihargai hingga Rp10 per lembar, plastik bungkus mi instan Rp40 per lembar,sementara untuk koran bekas dihargai Rp1.400 per/kg. 
 
Layaknya bank konvensional pada umumnya,para nasabahnya juga diberikan buku tabungan untuk mencatat sampah yang disetorkan. Usai transaksi para nasabahnya juga diberikan nota penyetoran.” Sewaktu-waktu para nasabah bisa mencairkan tabungannya itu dalam bentuk uang,sesuai dengan nilai tabungan yang didapatkan,” katanya,kemarin. Kini,kata Yudha,nilai tabungan nasabahnya masih beragam, ada yang sudah mendapatkan Rp40.000,Rp20.000 dan sebagainya.Untuk saat ini, nasabahnya baru dari tetangga di sekitarnya.Dia pun membuka lebar warga Kota Semarang yang ingin menjadi nasabah di bank sampah Resik Becik tersebut.
 
” Walaupun baru 15 orang, Alhamdulillah mereka antusias menabungkan sampah rumah tangganya,”ujarnya. Sampah-sampah dari warga itu,oleh Yudha sebagian dijual ke pengepul,sebagian lainnya dibuat sebagai bahan kerajinan dari sampah,seperti tas,sandal,dan tempat pensil. Menurut Ika,pengelolaan sampah itu sangat penting untuk diperhatikan masyarakat, apalagi masalah sampah di Kota Semarang dari waktu ke waktu kian memprihatinkan, setiap tahunnya kenaikannya mencapai 10%.
 
”Dengan memanfaatkan bank sampah,tidak hanya bisa membantu menciptakan lingkungan yang bersih,tetapi juga bisa meningkatkan pendapatan keluarga,”ucap Yudha yang menjabat sebagai direktur Bank Sampah Resik Becik tersebut. Lurah Krobokan Kecamatan Semarang Barat,Ahmad Suparno mendukung sepenuhnya pendirian bank sampah tersebut,sebab TPS yang berada di kelurahannya setiap hari membeludak.Dari tiga bak kontainer,tercatat yang efektif hanya dua bak kontainer. Suparno berharap,keberadaan bank sampah ini bisa mengurangi sampah di Kelurahan Krobokan yang setiap hari bertambah.
 
”Saya harap para warga tidak berfikir lagi untuk membuang sampah, tapi sudah waktunya berfikir untuk mengolah sampah,” katanya. Camat Semarang Barat M Khadik mengimbau kepada seluruh warga untuk bisa memanfaatkan bank sampah tersebut dengan cara menjadi nasabah aktif.”Selain bisa membuat lingkungan menjadi sehat dan bersih dari sampah juga bisa membantu perekonomian keluarga,”tandanya. AMIN FAUZI 


Post Date : 20 Januari 2012