MAKASSAR, KOMPAS - Luapan Danau Tempe sepekan ini menyebabkan sekitar 65.000 hektar area di lima kecamatan di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, hingga Rabu (16/6), terendam. Banjir pun merendam sekitar 2.000 rumah di Kecamatan Tempe dan Kecamatan Tanasitolo di sekitar Danau Tempe.
Fachrul Rays Az-Zachri (50), Camat Tempe, ketika dihubungi, Rabu sore, mengemukakan, banjir setinggi 2 meter menyebabkan 1.500 warga mengungsi ke kantor kecamatan. Sekitar 700 warga lainnya bertahan di rumah masing-masing.
”Banjir selalu terjadi setiap tahun sehingga ada warga yang sudah menyiapkan tempat di langit-langit rumah. Namun, saya mengimbau agar mereka tinggal di tempat pengungsian yang lebih aman,” tutur Fachrul.
Sejak lima hari lalu warga tinggal di tenda induk. Mereka sudah mendapat bantuan 50 dus mi instan, 500 selimut, air bersih, dan obat-obatan dari Pemerintah Kabupaten Wajo.
Lima kecamatan di sekitar Danau Tempe menjadi daerah langganan banjir karena danau seluas 13.000 hektar itu juga menjadi hilir sejumlah sungai dari Kabupaten Soppeng dan Kota Parepare, seperti Sungai Kera dan Sungai Walanae.
Meskipun tidak ada korban jiwa, umumnya warga menderita kerugian cukup besar karena barang-barang elektronik dan perabotan rumah tangga rusak diterjang banjir yang bercampur lumpur.
Banjir juga merusak lahan perkebunan kakao seluas 5 hektar di dua kecamatan itu. Sementara 2.500 hektar tanaman padi yang masih berumur satu minggu hingga dua minggu terancam mati. Daun dan batang padi dipastikan membusuk.
Banjir juga melanda lima kecamatan lain, yakni Belawa, Sabbang Paru, Penrang, Pammana, dan Pitumpanua. Tinggi curah hujan menyebabkan tanggul sepanjang 200 meter di Sungai Bila jebol. Akibatnya, lima desa di Kecamatan Belawa terendam banjir setinggi sekitar 70 sentimeter.
Jalan terputus
Menurut Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Wajo Muhammad Asri, banjir juga mengakibatkan jalan sepanjang 20,3 kilometer yang menghubungkan Kecamatan Pitumpanua dengan Kecamatan Belawa rusak parah. Bahkan, jalan utama dari Wajo menuju Kabupaten Soppeng putus akibat jembatan sepanjang 20 meter di Kecamatan Maroanging ambles.
Kerusakan itu menyebabkan waktu tempuh Wajo-Soppeng lebih lama sekitar 1,5 jam karena pengemudi harus memutar lewat Kabupaten Bone, sepanjang 80 kilometer.
Kepala Tata Usaha Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah IV Makassar Sujarwo mengatakan, hujan masih akan mengguyur Makassar dan sejumlah wilayah di Sulsel.
”Musim hujan di Sulsel masih akan terjadi hingga akhir bulan Juni. Warga yang tinggal di daerah banjir sebaiknya mengungsi agar terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan,” katanya. (RIZ)
Post Date : 17 Juni 2010
|