|
Haji Mudi (56), warga Desa Sukarame, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten, pasrah. Rumah dan sawahnya yang seluas dua hektar dipastikan tergusur proyek pembangunan Dam atau Bendungan Karian. "Bagi saya, yang penting rakyat tidak dirugikan. Saya mendukung pembangunan bendungan itu jika tujuannya untuk kepentingan banyak orang," kata Mudi, yang ditemui Kompas, Kamis (4/10). Mudi hanyalah satu dari lebih dari 17.369 warga yang bermukim di 11 desa dari tiga kecamatan di Kabupaten Lebak, yang tergusur proyek pemerintah itu. Tiga kecamatan itu adalah Maja, Sajira, dan Cimarga. Rumah Mudi berukuran 8 meter x 12 meter yang dibangunnya tahun 1990 dan sawahnya seluas dua hektar bakal lenyap. "Jangan coba-coba merugikan dan menipu rakyat," kata ayah enam anak dan kakek lima cucu itu. Syarifudin (70), warga RT 01 RW 03, Desa Calungbungur, Kecamatan Sajira, Lebak, juga tidak keberatan rumah dan sawahnya harus diambil untuk dam. "Tapi kami berharap kami dipindahkan ke lokasi yang tidak terlalu jauh, bersama tetangga yang sama," kata Syarifudin dalam bahasa lokal. "Saya mah tak masalah jika tujuannya untuk memakmurkan rakyat. Tapi jangan kami dirugikan. Kami tidak mau ganti rugi, tapi juga bukan ganti untung. Kami minta sewajarnya," kata Syarifudin. Mudi dan Syarifudin termasuk warga yang setuju dengan rencana pemerintah membangun Dam Karian. Rumah mereka berada tak jauh dari Sungai Ciberang. Namun, Mumun (20), warga Desa Calungbungur lainnya, belum dapat membayangkan di mana dia akan tinggal jika semua rumah dan lahan di sekitar betul-betul lenyap. Kasminah (40), warga desa yang sama, juga baru saja merenovasi rumahnya. "Kami belum tahu akan pindah ke mana. Tapi jangan jauh-jauh dari sini," harapnya. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Lebak Amir Hamzah, yang ditemui Kompas hari Kamis pagi, menjelaskan, saat ini pemerintah kabupaten melakukan sosialisasi pengadaan tanah untuk dam itu kepada warga di desa-desa. "Pemerintah Kabupaten Lebak mendukung proyek pusat ini asalkan rakyat tidak dicabut dari akarnya. Jika mereka petani, maka di lokasi pindahan, mereka juga harus bisa jadi petani," kata Amir Hamzah. "Kehadiran Bendungan Karian kelak akan menguntungkan Lebak karena daerah itu akan menjadi lokasi wisata tirta dan meningkatkan pendapatan asli daerah. Selain itu, sawah-sawah di Lebak dan wilayah Banten lainnya tak akan kekeringan," katanya. Pasokan air ke Jakarta Bendungan Karian dibangun dengan biaya Rp 3,3 triliun, dana dari pemerintah pusat. Jika bendungan ini beroperasi tahun 2011, pasokan air untuk Jakarta, Tangerang, dan Banten akan terpenuhi dan menyelesaikan persoalan krisis air. Luas lahan yang dibutuhkan untuk dam ini 1.740 hektar. Camat Sajira Mohd Yusuf, yang ditemui di kantornya kemarin siang, mengakui 3.007 rumah di delapan desa di wilayah Kecamatan Sajira dipastikan lenyap. Sekitar 15.000 dari jumlah 44.826 warga Kecamatan Sajira harus dipindahkan ke lokasi lain. Wilayah desa terluas yang tergusur proyek dam ini adalah Desa Pajagan (413 hektar) dan Desa Calungbungur (213 hektar). Desa-desa lainnya adalah Mekarsari, Sukajaya, Bungurmekar, Sukarame, Sindangsari, dan Sajira. Delapan puluh persen lahan di Kecamatan Sajira yang bakal hilang adalah tanah darat dengan tanaman keras berikut kebun karet dan buah-buahan. Setiap kali proyek pembangunan menggusur rumah dan tanah warga, setiap kali pula rakyat tak punya pilihan dan selalu patuh. Tapi jangan lagi merugikan rakyat, seperti pembebasan tanah untuk proyek Kota Kekerabatan Maja, di mana rakyat tersisih di kampung sendiri. PASCAL S Bin SAJU/ R ADHI KUSUMAPUTRA Post Date : 05 Oktober 2007 |