|
JAKARTA (MI) : Pemerintah Kota Jakarta Barat akan membuat tiga daerah percontohan bebas banjir terpadu untuk mengatasi banjir tahunan di wilayah itu. Tiga daerah yang dijadikan percontohan adalah kawasan Pekojan, Jelambar dan Sentra Primer Baru Barat (SPBB). Ketiga lokasi tersebut dipilih karena merupakan kawasan tangkapan air di Jakarta. Selain itu, di lokasi tersebut sudah terdapat beberapa proyek penanggulangan banjir dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, seperti tanggul, saluran air dan lain sebagainya. "Pembangunan kawasan bebas banjir di tiga tempat tersebut merupakan salah satu strategi 2009 Pemkot Jakbar," ujar Wali Kota Jakbar Djoko Ramadhan, kemarin. Nantinya di tiga kawasan tersebut akan dilakukan berbagai upaya penanggulangan banjir seperti pengurukan kali, pembuatan tanggul, penyediaan polder dan pompa air, serta pembenahan saluran air mikro maupun saluran air lainnya yang terhambat. Jika tiga kawasan terpadu ini sudah terbentuk, Suku Dinas Pertamanan, Jalan, Perhubungan dan Kebersihan akan dilibatkan. "Kawasan bebas banjir terpadu tidak mustahil dapat terwujud," kata Djoko. Sementara, untuk menghadapi musim hujan yang akan datang, selama 2008, Pemkot Jakarta Barat sudah melakukan persiapan seperti pengurukan kali, termasuk kali penghubung. Selain itu disiapkan juga polder, pompa dan tanggul di beberapa titik rawan banjir. "Untuk persiapan menghadapi banjir, telah dikucurkan dana sebesar Rp 51 milyar," sebut Wali Kota. Walikota Jakarta Pusat Silviana Murni menegaskan bahwa pihaknya sudah selalu siap mengantisipasi banjir. "Kita sudah punya prosedur tetap untuk antisipasi banjir," tandas Silviana, di Jakarta, kemarin. Daerah rawan banjir di Jakarta Pusat adalah Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang. Sebabnya kelurahan tersebut dekat dengan lokasi kali Banjir Kanal Barat. Dari 65 kelurahan yang ada di Jakarta Timur, 45 kelurahan kemungkinan masih tergenang pada musim hujan nanti. Delapan kelurahan di Jakarta Timur masih masuk kategori rawan banjir di musim hujan. "Kemungkinan kondisinya masih sama seperti tahun sebelumnya," kata Sekretaris Kotamadya Jakarta Timur Arifin, kemarin. Delapan kelurahan yang rawan banjir tersebut yaitu Cililitan, Cawang, Bidara Cina, Kampung Melayu, Cipinang Besar Selatan, Cipinang Besar Utara, Cipinang Muara, dan Cipinang Melayu. "Cililitan hingga Kampung Melayu paling parah karena dilalui Sungai Ciliwung," ungkapnya. Pemerintah Kota Jakarta Selatan pun telah membentuk satuan tugas (satgas) penanggulangan banjir. Unsurnya melibatkan Suku Dinas Ketentraman, Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat, Suku Dinas Bimbingan Mental dan Kesejahteraan Sosial, Suku Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Air, Palang Merah Indonesia (PMI) serta Dinas Kebersihan. "Kami juga berkoordinasi dengan pihak Kodim dan Polres Jaksel," ujar Kepala Humas Pemkot Jaksel Ahmad Sotar Harahap. Antisipasi banjir dilakukan dengan pembersihan saluran air atau kali. Pihaknya juga membentuk piket dan posko banjir mulai dari tingkat kota, kecamatan hingga kelurahan. Beberapa wilayah rawan banjir di Jaksel antara lain, Bukit Duri ,Tebet, Pengadegan, Pancoran, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Tanjung Barat, Jagakarsa, Bintaro, Pondok Pinang, Kebayoran Lama Utara, Cipulir, dan Grogol Selatan. (Jui/Dvd/Che/Bay/J-4) Post Date : 04 September 2008 |