|
BOYOLALI (KR) - Hujan yang mengguyur di beberapa wilayah kawasan kekeringan di Boyolali, sejak Senin (19/9) malam lalu, belum mampu mengatasi kekurangan air bersih bagi warga di daerah-daerah bencana kekeringan. Pasalnya, air hujan yang turun cukup deras itu masih keruh karena tercampur dengan debu, sehingga warga yang memiliki bak penampungan air di rumah masing-masing masih belum berani menampung air hujan yang mengalir dari genteng rumah penduduk ke bak penampungan air hujan. Sejumlah warga di Kecamatan Musuk, mengungkapkan, meski lega karena muncul tanda-tanda tidak akan terjadi kemarau panjang sejak hujan pertama yang mengguyur Senin lalu, namun kekurangan air bersih masih tetap mengancam sedikitnya 12 desa di Kecamatan Musuk. Air hujan masih keruh sehingga tidak bisa dikonsumsi selain hanya untuk memandikan ternak sapi, kata Sunaryo (40) warga Desa Sruni Kecamatan Musuk Boyolali, kemarin. Di wilayah ini, mulai diguyur hujan deras sejak Senin bersamaan dengan hujan yang turun di beberapa wilayah Boyolali. Warga cukup lega, karena musim hujan diprediksi tidak akan meleset dari perhitungan. Artinya, tidak bakal terjadi kemarau panjang akibat salah musim seperti yang terjadi pada tahun sebelumnya. Ini sudah memasuki mangsa katelu, jadi sudah saatnya tiba awal musim hujan, kata Sunarno sembari menambahkan warga khawatir jika salah musim lagi di kawasan rawan kekeringan di daerah Musuk akan berjangkit berbagai penyakit termasuk morbili dan scabies (gatal-gatal). Sekarang ini tanda-tanda munculnya penyakit sudah dialami beberapa warga, namun sifatnya masih belum mewabah, kata Sunaryo. Yang jelas, tambahnya, sampai sekarang ini warga masih membutuhkan uluran tangan pemerintah daerah untuk mencukupi kebutuhan air bersih. Diharapkan droping bantuan air bersih tidak dihentikan meski sudah mulai turun hujan. Menurutnya, warga masih kesulitan memperoleh air bersih terutama untuk keperluan rumah tangga karena tidak ada sumber air bersih yang layak dikonsumsi. Di daerah Sruni, sejak terjadi kekeringan, Pemkab sudah mengirim droping air bersih di beberapa desa, masing-masing desa menerima sebanyak 2 tanki secara gratis. Kabag Kesra Pemkab Boyolali, Drs Mulyono mengatakan Pemkab Boyolali tidak akan menghentikan droping air bersih di wilayah Kecamatan Musuk dan daerah bencana kekeringan lainnya meski telah terjadi hujan di awal musim ini. Di Musuk masih dipetakan sebanyak 12 desa, dan akan tetap didrop air bersih secara gratis, setiap hari masing-masing desa akan didrop dua tanki, karena armada tanki yang bisa dioperasikan Pemkab ke Musuk hanya dua unit, jadi harus bergiliran, katanya. Droping air bersih, akan dihentikan setelah warga, terutama di kantong-kantong kemiskinan di Musuk tidak memerlukan lagi bantuan air bersih, karena diharapkan bak-bak penampungan air bersih di rumah masing-masing warga dapat segera terisi dengan air hujan yang mulai turun. Kalau pada awal musim hujan, memang bak penampungan air hujan hanya digunakan untuk menampung air untuk keperluan mandi dan minum ternak sapi perah yang banyak dibudidayakan di daerah ini, kata Mulyono. Namun setelah musim hujan berlangsung agak lama, air hujan dapat ditampung untuk keperluan rumah tangga juga. (Dis)-s Post Date : 24 September 2005 |