|
BANDUNG, (PR). Wali Kota Bandung Dada Rosada meminta bantuan dana Rp 2,5 miliar kepada Pemprov Jabar untuk menyewa dump truck dan alat berat. Memang, kami butuh waktu dan dana untuk menyewa truk dan alat berat kan mahal, kata Dada usai peresmian rehabilitasi rumah di Kel. Cibaduyut, Kec. Bojongloa Kidul, Kota Bandung, Selasa (6/6). Dada mengatakan, dump truck dan alat berat itu untuk mempercepat pengangkutan sampah ke TPA di Cikubang dan Gedig. Truk yang digunakan mengangkut sampah saat ini ada 116 truk, terdiri dari 70 truk milik PD Kebersihan dan 46 lainnya sumbangan dari unsur swasta. Karena kekurangan armada, Dada pesimis bisa memenuhi target 3 minggu pengangkutan sampah yang diajukan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Rachmat Witoelar. Kalau Meneg LH minta tiga minggu, itu gak bisa. Coba datangkeun 1.860 truk, ujarnya. Selain itu, pengangkutan sampah terkendala kondisi jalan masuk ke TPA yang rusak dan licin. Kemarin, sampah yang diangkut ke TPA Cikubang hanya mencapai 680 m3. Karena hujan, pengiriman dihentikan. Jalanan menjadi licin sehingga truk tidak bisa memasuki lokasi pembuangan, ujar Humas PD Kebersihan Kota Bandung, Yosef S., semalam. Selain itu, sebanyak 2.150 m3 sampah diangkut ke TPA Gedig. Yosef mengatakan, sampah yang diangkut berasal dari TPS Arcamanik, TPS Cicendo, TPS Aruna, dan Cibeunying. Pengolahan Jalan keluar dari masalah sampah, lanjut Dada, adalah membangun pabrik pengolah sampah. Pemkot Bandung telah bekerja sama dengan Perhutani untuk membuat pabrik kompos di Desa Sarimukti, Kec. Cipatat, Kab. Bandung. Penanganan sampah di Kota Bandung, lanjut Dada, sudah tidak mungkin menggunakan sistem sanitary landfill. Pembangunan pabrik, saat ini memasuki tahap pencarian lahan. Menurut dia, lokasi pabrik bisa jadi di Kab. Bandung, Kota Bandung, atau Kab. Garut. Luas lahan yang dibutuhkan sekira 15 hektar, terdiri dari lima hektare untuk pabrik dan 10 untuk greenbelt. Kita masih silent saja. Karena kalau enggak, provokator datang lagi-datang lagi, ujarnya. Sampah meluber Dari Kota Cimahi dilaporkan, warga mengeluhkan timbulan sampah di TPS Jln. Raya Cilember yang meluber hingga setengah badan jalan. Ruas jalan yang biasanya untuk dua lajur, menyempit jadi satu lajur. Jadinya, macet total tiap pagi, kata pemilik bengkel dinamo di sebelah TPS, Iwan (27). Senada dengan Iwan, warga sekitar TPS, Nur (24), mengeluhkan timbunan sampah di TPS itu tidak ditumpuk rapi tanpa dikarungi. Sampah jadi berceceran. Kalau turun hujan, sampahnya ikut hanyut dan menyumbat saluran air. Mengakibatkan banjir cileuncang, ujar Nur. TPA baru Pemerintah Kab. Bandung mengajukan satu lagi TPA untuk membantu permasalahan sampah di Kota Bandung dan Cimahi. Lahan seluas 50 hektare itu terletak di Blok Nagrak Desa Derwati Kec. Paseh Kab. Bandung. Usulan itu diungkapkan Bupati Bandung Obar Sobarna di Soreang, Selasa (6/6). Lahan itu milik perseorangan. Pemilik rela lahannya untuk dipakai TPA asalkan ganti ruginya jelas. Lokasinya juga jauh dari rumah warga. Usulan lahan baru tersebut juga telah diajukan ke Bappenas dan Kementerian Lingkungan Hidup. Dana ganti rugi tanah dan pembangunan sarana prasarananya kan cukup besar, yaitu sekitar Rp 15 miliar. Jadi kami ajukan ke pusat untuk meminta sokongan dana, kata Obar. (A-156/A-158/A-159/A-128) Post Date : 07 Juni 2006 |