Dada Bersikeras Insinerator

Sumber:Pikiran Rakyat - 23 Desember 2010
Kategori:Sampah Luar Jakarta

BANDUNG, (PR).- Wali Kota Bandung Dada Rosada bersikeras membangun insinerator sebagai jalan keluar persoalan sampah di Kota Bandung. Meski Kementerian Lingkungan Hidup tidak merekomendasikan penggunaan insinerator, Dada mengatakan, tidak akan menghentikan rencana itu.

"Demi Allah, demi warga Bandung, takut bencana sampah terjadi lagi, saya tidak akan mundur membuat PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah)," kata Dada saat memberi sambutan di acara penyerahan dana Bulan Dana PMI Kota Bandung di Pasir Madur, Kec. Ciparay. Kab. Bandung, Rabu (22/12).

Ia mengatakan, jika PLTSa tidak dibangun, Bandung akan dibanjiri sampah lagi seperti beberapa tahun lalu. Oleh karena itu, kalaupun hingga pada akhir jabatannya PLTSa belum juga dibangun, pemerintah selanjutnya harus tetap melaksanakannya. Ia meyakini, musibah sampah bisa teratasi dengan PLTSa. "Saya tanggung jawab lahir batin," ujarnya.

Ia mengatakan, sudah berkonsultasi dengan pakar mengenai kemungkinan dan keamanan pembangunan PLTSa dengan menggunakan insinerator itu. Semua aspek, termasuk soal lingkungan dan sosial sudah dibicarakan.

"Saya sudah konsultasi dengan Ari Darmawan (pakar dari Institut Teknologi Bandung). Saya percaya dengan orang-orang yang ahli di bidangnya, dengan pakar, dengan ITB. Semua aspek dibahas dan dipelajari," katanya.

Ia menambahkan, pembangunan PLTSa sudah dilakukan oleh Singapura. Menurut Dada, di Singapura menggunakan 4 PLTSa dan 1 komposting untuk mengelola sampahnya.

"Kita tidak punya satu PLTSa, tetapi pembakaran sampah terjadi di mana-mana. Lebih baik dipusatkan di satu tempat dengan teknologi tinggi. Selama ini masyarakat sudah melakukan 3R (reduce, reuse, recycle), tetapi tidak bisa mengejar produksi sampah tiap harinya," tutur Dada.

Sementara itu, Ketua Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jabar Muhamad Hendarsyah mengatakan, banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengolah sampah. Salah satunya komposting dan 3R. Selama ini banyak masyarakat dan komunitas yang melaksanakannya sendiri-sendiri. "Tingkat keberhasilannya bisa dibuktikan," katanya.

Seharusnya Pemkot Bandung pun harus mengampanyekan secara luas program-program semacam itu. Namun kampanye itu diharapkan tidak sekedar acara-acara seremonial.

Ia mengatakan, Pemkot Bandung seharusnya tidak terburu-buru segera ingin merealisasikan PLTSa. Diperlukan kajian dan sosialisasi yang komperehensif. "Sampai saat ini baru keinginan pemkot saja. Seolah-olah inginnya cepat-cepat," katanya. (A-170)



Post Date : 23 Desember 2010